Ilustrasi parfum dalam gerakan slow fragrance (pexels.com/MART PRODUCTION)
Gerakan slow fragrance menjadi respon atas tren konsumerisme, yang sudah sampai titik jenuhnya. Hampir setiap hari ada peluncuran parfum baru dan itu justru bisa membuat pembeli memiliki terlalu banyak pilihan.
"Dengan banyaknya pilihan yang saat ini, kita mudah merasa kewalahan dan kebanjiran, terutama untuk industri kecantikan. Ada ratusan rilis baru setiap bulan yang membuat dunia sudah terlalu penuh dengan produk baru. Orang-orang merasa jenuh. Mampu membuat pilihan yang lebih mindful untuk memilih merek tertentu, memilih nilai dan filosofi yang selaras dengan masa depan yang ingin dibangun, terasa semakin penting," ungkap Aye.
Akibatnya, cara pemasaran wewangian berubah dengan cepat, dan para pembeli pun menyadari hal itu. Orang-orang kini menjadi lebih sadar. Menurutnya, strategi pemasaran lama dan proses tidak transparan tak lagi efektif. Pelanggan ingin tahu lebih banyak tentang apa yang ada di balik sebuah brand.
Slow fragrance menawarkan lebih banyak kejelasan dan kepercayaan. Di dunia yang bergerak cepat, lebih banyak orang yang saat ini memprioritaskan kedalaman dan koneksi daripada sekadar sensasi.
"Tidak diragukan lagi bahwa pendekatan yang lebih lambat dan lebih matang harus menjadi perhatian utama bagi industri wewangian," tambah Cameron.
Itulah yang dimaksud dengan gerakan slow fragrance yang sedang banyak diperbincangkan di dunia wewangian. Jadi, apakah kamu suka dengan gagasan ini?