Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Memilah Sampah (Pexels.com/ Cottonbro)
Ilustrasi Memilah Sampah (Pexels.com/ Cottonbro)

Sampai saat ini, situasi krisis sampah di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan dan perlu adanya aksi untuk mengurangi penumpukkan yang merugikan lingkungan. Sayangnya, infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia juga masih belum memadai dan perlu adanya peningkatan secara maksimal. Pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat harus berperan dalam memerangi polusi sampah yang kian memburuk.

Sebagai masyarakat, cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan memilah sampah di rumah. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup, sekitar 60 persen sampah berasal dari rumah tangga. Maka dari itu, sudah menjadi tanggung jawab kamu sebagai masyarakat dalam untuk melakukan pengurangan sampah dari rumah dengan cara memilah. Berikut tips memilah sampah di rumah:

1. Kenali jenis-jenis sampah

Ilustrasi Memilah Sampah (Pexels.com/ SHVETS)

Langkah pertama untuk memilah sampah adalah mengenali jenis-jenisnya. Pada dasarnya, sampah dibagi menjadi tiga kategori: organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Sampah organik berupa sisa makanan, daun, ranting pohon, atau sampah lain yang dapat terurai secara alami. Sampah anorganik seperti plastik, kertas, kaca dan kaleng biasanya merupakan jenis sampah yang dapat didaur ulang untuk menjadi barang baru yang bermanfaat. Sementara itu, sampah B3 seperti baterai, lampu, dan bahan kimia membutuhkan penanganan khusus dan tidak dapat terurai bahkan didaur ulang.

Mengenali jenis-jenis sampah akan memudahkan kamu untuk memisahkan sampah yang akan kamu buang. Kamu harus pastikan bahwa sampahmu tidak menodai atau mengontaminasi jenis sampah yang berbeda. Hal itu karena sampah-sampah yang jernih dari noda atau kontaminasi dari sampah lain akan sangat mudah untuk diolah kembali menjadi barang yang bermanfaat.

2. Sediakan tempat sampah terpisah

Ilustrasi Tempat Sampah (freepik.com/macrovector)

Untuk memudahkan memilah sampah yang ada di rumah, kamu perlu memiliki tempat sampah tersendiri berdasarkan jenis yang akan dibuang. Usahakan untuk tidak mencampuri sampah dengan jenis berbeda. Hindari membuang sisa-sisa sampah makanan ke tempat sampah khusus anorganik atau sampah B3 ke tempat sampah khusus organik.

Bagaimana caranya? Kamu bisa menyediakan tempat sampah dengan warna yang berbeda dan juga label berupa jenis sampah. Pada umumnya, tempat sampah berwarna hijau digunakan untuk membuang sampah organik, warna kuning untuk sampah anorganik, warna merah untuk sampah B3. Cara itu sangat memudahkan kamu untuk mengelompokkan sampah sesuai jenisnya, sehingga tidak membuat kamu bingung dalam membuang dan memilah sampah.

3. Sampah organik dijadikan kompos

Ilustrasi Kompos (Pixabay.com/ herb007

Sampah organik merupakan sampah yang mudah terurai karena terdiri dari bahan-bahan alami seperti sisa makanan, daun, dan limbah tanaman lainnya. Menurut studi, proses penguraian ini dilakukan oleh mikroorganisme yang memecah bahan organik menjadi komponen yang akan terurai ke tanah. Sehingga hal tersebut akan memberikan nutrisi bagi tanaman di sekitarnya.

Maka, sisa makanan atau sampah organik lainnya bisa kamu jadikan kompos. Sampah-sampah organik yang kamu buang dari rumah bisa kamu kumpulkan ke suatu wadah khusus organik yang nanti kamu olah mulai dari mencacah dan membiarkan di wadah tersebut agar terjadi pembusukan. Proses tersebut membantu mikroorganisme seperti bakteri dan jamur menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Zat-zat sederhana inilah yang kemudian menjadi nutrisi bagi tanaman.

4. Pilah sampah anorganik

Ilustrasi Sampah Botol Plastik (Pexels.com/ Phong Võ)

Sampah anorganik sendiri pun dibagi ada beberapa material. Ada kertas, plastik (dengan berbagai jenis plastik yang berbeda), kaca, dan kaleng. Sampah-sampah tersebut juga perlu dipisah karena memiliki cara pengolahan yang berbeda. Pemisahan sampah anorganik sesuai material tertentu akan memudahkan proses daur ulang dan mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA.

Sampah plastik sendiri pun juga ada beberapa jenis. Ada plastik yang berbahan PET (Polyethylene Terephthalate) yang menjadi bahan untuk botol minuman, plastik HDPE (High-Density Polyethylene) yang menjadi bahan untuk botol deterjen, dan juga jenis lainnya. Jika memungkinkan, sediakan juga tempat sampah berdasarkan jenis-jenis sampah anorganik yang berbeda.

5. Kelola sampah B3 dengan aman

Ilustrasi Sampah B3 (Pexels.con/ Polina Tankilevitch)

Sampah B3 berasal dari bahan-bahan yang sangat berbahaya dan dapat mengontaminasi lingkungan karena mengandung bahan kimia yang bisa saja mematikan. Untuk memilah sampah B3, sebaiknya wadah dilapisi dengan kotak tebal untul mengantisipasi adanya kontaminasi. Contoh sampah B3 merupakan baterai, obat-obatan, masker medis, dan barang-barang kontaminan lainnya.

Karena sampah B3 membutuhkan penanganan khusus, sangat disarankan untuk memanggil penyedia layanan pengelolaan sampah yang juga memiliki keahlian mengelola B3. pengelola sampah B3 memiliki keahlian dan juga teknologi yang memadai sehingga lingkungan terjaga dari kontaminasi berbahaya. Pengelola sampah B3 juga profesional dalam mengedukasi masyarakat terhadap pentingnya bijak dalam mengelola dan menjaga dari bahaya sampah B3 terhadap lingkungan.

Dengan memilah sampah di rumah dengan baik dan benar, kamu sudah mengurangi potensi pencemaran sampah di lingkungan. Karena alam yang bersih dimulai dari kebiasaan baik kita. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team