dokter spesialis anak dan perawat RSUD RAPB PPU (IDN Times/Istimewa)
Lima tahun setelah proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada 30 Juli 1950, diadakanlah pertemuan antara PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) dan DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia). Dari pertemuan tersebut, terbentuklah panitia penyelenggara Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI) yang diketuai oleh Bahder Djohan.
Pembentukan PMDWNI dilatarbelakangi satu misi penting, yakni menyelenggarakan muktamar (konferensi) untuk segera mendirikan perkumpulan dokter baru yang hanya dipimipin dan beranggotakan WNI saja. Alhasil, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar pada 22–25 September 1950 di Deca Park yang dihadiri oleh 181 dokter WNI.
Dari muktamar ini, lahirlah IDI sebagai perhimpunan dokter Indonesia yang baru dengan Sarwono Prawiroharjono sebagai Ketua Umumnya. Akan tetapi, pada masa ini, IDI belum secara resmi berdiri.
Peresmiannya baru terjadi pada 24 Oktober 1950, setelah R. Soeharto, selaku Panitia Dewan Pusat IDI pada masa itu, menghadap notaris R. Kadiman untuk memperoleh dasar hukum pendirian IDI. Nah, tanggal peresmiannya tersebut, 24 Oktober, selanjutnya menjadi peringatan tahunan Hari Dokter Indonesia.