Ilustrasi jamu (freepik.com/zerbaijan_stockers)
Mengutip laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), jamu sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Hal ini dibuktikan melalui ilustrasi yang mirip dengan proses pembuatan jamu di berbagai situs, seperti situs arkeologi Liyangan, relief di candi-candi, serta prasasti Madhawapura yang menyebutkan istilah peracik jamu dengan sebutan Acaraki.
Perkembangan jamu sebagai minuman dan ramuan herbal terus berlangsung hingga era kolonial. Seiring perkembangan zaman, saat ini mulai banyak varian jamu. Namun jamu yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia adalah jamu gendong.
Disebut jamu gendong karena dijual dengan cara menggendong bakul yang berisikan botol-botol jamu. Konon, pelopor istilah jamu gendong berasal dari daerah Nguter, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Selain sejarahnya, tradisi minum jamu di Indonesia juga dikarenakan banyaknya bahan baku yang tersedia. Pemanfaatan jamu sebagai salah satu ramuan herbal Indonesia juga telah diakui UNESCO karena beragamnya sumber daya alam, termasuk rempah-rempah khas Indonesia sebagai bahan baku utamanya.
Menurut data Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (RISTOJA) yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI, terdapat 32.013 ramuan obat tradisional dan 2.848 spesies tumbuhan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu). Terbuat dari rempah-rempah alami, tak mengherankan jika jamu menyimpan banyak khasiat.
Berdasarkan catat dalam Serat Centhini (1814-1823), berbagai jenis tumbuhan obat yang dipakai sebagai bahan baku jamu dapat mengobati beberapa jenis penyakit, seperti panas dingin, meriang, cacingan, cacar, berkaitan syaraf, batuk, hingga mata. Melihat catatan tersebut, sudah selayaknya jamu sebagai salah satu warisan budaya Indonesia.
Jadi, pada tanggal 27 Mei memperingati hari apa? Jawabannya adalah Hari Jamu Nasional. Penetapan ini dilakukan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 27 Mei 2008. Semoga bisa menambah wawasan baru, ya.