5 Alasan Harus Baca Novel 'Eleanor Oliphant is Completely Fine'

Sesuai dengan judulnya, lakon novel ini adalah Eleanor, seorang perempuan muda dengan pekerjaan biasa yang hidup sendiri di apartemennya di sebuah kota di Inggris. Ia mungkin seorang perempuan independen yang biasa melakukan berbagai hal sendiri, bukan pula tipe ekstrover yang butuh interaksi sosial untuk mengisi energi. 

Namun, satu hari, seorang pegawai baru bernama Raymond tiba dan ia seolah-olah "melanggar" batas yang ditetapkan Eleanor mengenai kehidupan pribadinya. Ia beberapa kali mengajaknya ngobrol, bahkan nongkrong. Hal yang selama ini jarang dilakukan teman-teman sekantornya.  

Dari situ, kamu mungkin berekspektasi terciptanya cinta lokasi antara Eleanor dan rekan kerja barunya, Raymond. Nyatanya, itu salah. Honeyman benar-benar sengaja tidak menyisipkan kisah cinta dalam novel tersebut. 

Namun, justru itu yang bikin Eleanor Oliphant is Completely Fine jadi beda dari yang lain. Alih-alih fokus ke momen romantis, kebersamaan Eleanor dan Raymond ternyata penuh kelucuan. Interaksi jenaka mereka akan mewarnai novel ini. 

Tanpa kamu sangka, kisah persahabatan mereka yang bebas momen romantis ternyata bisa jadi daya tarik yang bikin kamu ingin terus membalik halaman. Ada banyak hal yang bisa bikin pembaca tersenyum sampai tertawa lepas. Jadi, hati-hati kalau baca buku ini di ruang publik. 

Namun, Honeyman tahu betul kalau momen jenaka saja tidak akan menghadirkan dinamika dalam karyanya. Ia pun menyertakan beberapa tragedi yang akan dibongkar perlahan lewat pengalaman dan pengakuan Eleanor. 

Pertanyaan mengapa Eleanor lebih sering sendiri dan tak punya banyak teman di kantornya akan kamu temukan saat membalik halaman demi halaman novel. Namun, sebagai bocoran ini ternyata ada hubungannya dengan isu kesehatan mental yang harus dihadapi sang lakon. 

Ada banyak gejala yang dideskripsikan penulis, tetapi Honeyman sengaja tidak mencantumkan dengan gamblang diagnosanya dan membiarkan pembaca membuat asumsi sendiri. Cara macam ini banyak dilakukan penulis saat membuat karakter dengan kondisi mental khusus.

Alasannya bisa saja karena tak ingin menciptakan representasi yang salah atau kurang tepat. Mengingat kondisi mental merupakan hal sensitif yang ahli pun butuh waktu dan banyak tes untuk menetapkan diagnosa. 

Tenang, novel ini bukan tipe buku yang bikin pembaca penasaran. Segala hal tentang Eleanor akan dikupas tuntas. Termasuk hal-hal yang tidak pernah kamu duga sebelumnya. Tentunya semua sudah disusun dengan struktur yang mendukung oleh si penulis. 

Kamu tinggal harus tekun membacanya sampai halaman paling akhir. Tenang, dijamin membaca buku ini akan jadi perjalanan yang menyenangkan. Kamu gak akan merasa terpaksa mengikuti kisah hidup Eleanor. 

Kalau kamu menggemari novel Sayaka Murata, terutama yang berjudul Convenience Store Woman, maka Eleanor Oliphant is Completely Fine adalah bacaan yang tepat untuk mengisi relung hatimu. Keduanya sama-sama berlakonkan perempuan dengan kondisi mental khusus dan ditulis dengan diksi yang kocak. 

Dua penulis ini juga menyertakan referensi kultur yang menambah wawasan. Kalau Convenience Store Woman mengajakmu berkenalan dengan kultur masyarakat Jepang, Eleanor Oliphant akan mengajakmu mengenal kehidupan kelas pekerja Inggris. 

Untuk urusan tebal, novel Eleanor Oliphant cukup standar, kok, yakni sekitar 380 halaman. Memang lebih tebal dibanding Convenience Store Woman yang hanya sekitar 200 halaman. 

Tunggu apalagi, kalau ada rezeki atau menemukan buku ini di perpustakaan, langsung comot dan lahap tiap halamannya. Jaminan anti penyesalan.