5 Fakta Bias Konfirmasi dalam Memperoleh Informasi

Mungkin frasa bias konfirmasi terdengar asing bagi kita sebagai masyarakat awam. Akan tetapi, tanpa kita sadari mungkin kita pernah melakukan bias konfirmasi ini dalam kehidupan sehari-hari. Nah, bias konfirmasi sendiri merupakan kondisi dimana seseorang cenderung mencari informasi dan mengumpulkan bukti yang sesuai dengan kepercayaannya sebelumnya.
Menurut Ortega & Rocha (2018), bias konfirmasi merupakan kondisi dimana persepsi seseorang cenderung kuat dipengaruhi oleh pengalaman orang tersebut dan fokus hanya ditujukan pada bukti yang memang sesuai dengan pengalamannya. Bias konfirmasi ini juga dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk memilih dan menginterpretasikan bukti yang memperkuat kepercayaan sebelumnya (Villarroel dkk, 2016). Untuk lebih memahami bias konfirmasi, perlu kita ketahui beberapa fakta tentang kondisi ini.
1. Bagaimanakah proses terjadinya bias konfirmasi?
Bias konfirmasi dapat diawali ketika seseorang yang menerima sebuah gagasan atau hipotesis baru yang dilontarkan oleh orang lain. Seseorang tersebut akan cenderung mencari bukti yang mengkonfirmasi pendapatnya sebelumnya baik yang mendukung atau menolak gagasan orang lain tersebut. Setelah itu bias konfirmasi ini dapat berlanjut ketika seseorang tersebut salah mengartikan sebuah bukti yang dia temukan guna mendukung kepercayaannya sendiri. Bias konfirmasi akan lebih parah lagi ketika seseorang tersebut cenderung membesar-besarkan bukti yang mendukung pendapat dan kepercayaannya.