Begini Lho 5 Fakta Sejarah Konsep Pendidikan Dunia

Sekolah atau Universitas harusnya menjadi tempat pelepas dahaga para pencari ilmu, bukan hanya sebagai tempat pelarian bagi jiwa-jiwa yang menginginkan pekerjaan setelah lulus nanti. Bukan juga tempat mengadu gengsi para orang tua. Sekolah atau universitas menurut Toto Rahardjo selayaknya semacam oasis, seperti tempat teduh dan sumber air di tengah padang pasir untuk melepas lelah.
Mustinya sekolah atau universitas merupakan tempat dimana orang-orang dapat memuaskan dahaga keingintahuannya, mewujudkan impian-impian dan imajinasi untuk menghasilkan sebuah karya. Seperti yang pernah menjadi harapan tiga tokoh besar dalam dunia pendidikan di dunia, Tagore, Ki Hajar Dewantara dan Julius Nyerere.
Siapa sangka penyair terkenal Gurudev Rabindranath Tagore ternyata adalah seorang guru! Berikut inovasi beliau merintis Universitas Internasional Visva Bharati yang ternyata memengaruhi sistem pendidikan di Indonesia di masa lampau.
1. Mempertemukan kultur Timur dan Barat
Dalam buku Toto Rahardjo berjudul Sekolah Biasa Saja diceritakan bahwa pada tahun 1901 Gurudev Rabindranath Tagore mendirikan Ashram Santiniketan di kawasan Bengal Barat, India bersama lima murid, termasuk anak tertuanya, dan lima orang guru.
Tagore mengembangkan lembaga pendidikan ini hingga melintasi waktu seabad lebih dan saat ini lembaga pendidikan yang dirintisnya itu bermertamorfosis menjadi Universitas Internasional Visva Bharati.
Sebuah universitas yang memiliki cita-cita mempertemukan kultur timur dan barat demi membangun perdamaian dunia. Sejumlah alumninya yang ternama antara lain mantan Perdana Menteri India Indira Gandhi.
Selain itu ada pula intelektual muda peraih Nobel, Amartya Sen yang mengungkap ekonomi kelaparan karena ketidakadilan dalam sistem distribusi pangan global, bukan karena kurangnya makanan.