Sudah jadi makanan harian bagai mahasiswa jurusan bahasa Inggris untuk diminta menerjemahkan abstrak atau jurnal rekan-rekannya di jurusan lain.
Di satu sisi, hal ini bisa menjadi bumerang, nih. Pasalnya menerjemakan jurnal tidak semudah membalikkan telapak tangan, lho. Apalagi jurnal-jurnal science yang penuh dengan terminologi khusus dimana tentu saja sama halnya dengan si penerjemah juga harus menggali informasi terkait jurnal yang ditanganinya tersebut untuk menemukan kosa kata yang sepadan. Terjemahkan jurnal medis, jadi belajar soal medis juga!
Terkadang, orang yang meminta bantuan tersebut justru mendesak untuk cepat diselesaikan padahal mahasiswa bahasa Inggris juga memiliki segudang tugas kuliah yang bikin pusing. Jika terkesan lalai dalam menerjemahkan jurnal tersebut, maka dilabeli tidak kompeten sebab bukankah sudah menjadi santapan rutin melahap kosakata bahasa Inggris.
Tak hanya itu, terkadang rekan-rekan sejawat masih berasumsi sepele terhadap terjemahan abstrak sehingga hanya membalasnya dengan ucapan 'terima kasih'. Padahal, itu adalah ladang penghasilan tambahan bagi mahasiswa jurusan bahasa Inggris, lho. Bukannya matrealistis, tapi realistis. Mau ditagih pun segan. Duh, serba salah.