ilustrasi anak berbisik (Pexels.com/ Ron Lach)
Seperti yang disebutkan sebelumnya, menguasai dua bahasa sekaligus membutuhkan proses yang lebih panjang. Hal ini juga menyebabkan kefasihan mereka akan kedua bahasa tersebut juga belum sempurna. Sehingga, bahasa yang mereka gunakan juga bisa tercampur-campur.
Memang, lama-kelamaan kemampuan mereka juga lebih baik. Namun, ketika bahasanya tercampur, ini bisa mempengaruhi cara berpikir mereka. Maksudnya, beban kognitif pada pusat bahasa mereka akan bertambah, sehingga bisa membebani atau bahkan bingung untuk berkomunikasi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, sekali lagi mungkin orang tua bisa mengajarkan anak bahasa kedua ketika ia memang sudah fasih bahasa pertama. Misalnya, ketika anak sudah berusia lebih dari lima tahun atau lebih. Selain itu, bantu mereka untuk belajar dan mengoreksi setiap kata-kata yang diucapkan, ya.
Intinya, mengajarkan anak dua bahasa sangat baik dan memang penting. Sebab, ini bisa melatih kemampuan sosial hingga meningkatkan kemampuan otak. Meskipun begitu, pastikan mereka mendapatkan pembelajaran tersebut di usia yang tepat sesuai kemampuan anak dan tanpa tekanan, ya.