Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot 2025-08-26 at 17.43.23.png
Indonesia Millennial and Gen Z Report 2026 dari IDN Research Institute. (dok.IDN Research Institute)

Kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar teknologi masa depan, melainkan telah menjadi bagian dari kehidupan generasi milenial dan gen Z. Kemajuannya telah diimplementasikan dalam daily life. Bagaimana kedua generasi menggunakan perangkat tersebut mencerminkan pola pikir yang praktis serta berorientasi pada tujuan yang fokus pada efisiensi, pembelajaran dan produktivitas.

Kehadiran teknologi semacam AI menjadi gambaran bagaimana dunia akan berevolusi. Intervensi teknologi yang kian mutakhir, membuat sejumlah pekerjaan turut mengalami pergeseran, menjadi lebih digital, efisien, serta dipersonalisasi sesuai kebutuhan individu.

Generasi muda menjadi kelompok individu yang mengalami exposure terbesar oleh perangkat AI. Riset mendalam terkait bagaimana kedua generasi memanfaatkan sarana digital tersebut telah ditelaah dalam Indonesia Millennial and Gen Z Report 2026 dari IDN Research Institute. Pemaparannya akan diulas secara rinci melalui artikel di bawah ini.

1. AI bikin milenial khawatir kehilangan pekerjaan, tapi gen Z lebih optimis

Ilustrasi AI. (pexels.com/cottonbro studio)

Kemunculan AI menimbulkan pandangan berbeda dari sudut pandang gen Z dan milenial. Sebagian besar milenial (34 persen) merasa khawatir atas kemunculan piranti digital ini karena dirasa dapat menghapus sejumlah pekerjaan. Sebaliknya, gen Z(35 persen) justru melihat teknologi AI sebagai sesuatu yang dapat menghancurkan sejumlah pekerjaan, namun juga optimis dapat menciptakan pekerjaan baru.

Young generation memanfaatkan AI untuk tujuan berbeda. Dominan responden menggunakannya untuk pekerjaan administratif (61 persen), merangkum informasi (55 persen), dan asisten virtual (49 persen).

Secara spesifik, milenial cenderung memberikan peran AI sebagai alat untuk efisiensi dan manajemen waktu, tujuannya meringankan beban kerja. Sementara, gen Z memandang AI sebagai mitra pembelajaran dan eksplorasi. Misalnya mengembangkan keterampilan, bereksperimen dengan perangkat baru, dan mempersonalisasi proses kreatif atau pendidikan.

2. Pencari kerja memprioritaskan generasi muda yang punya kemauan belajar tinggi

ilustrasi AI membantu pembelajaran (pexels.com/Shantanu Kumar)

Perkembangan perangkat AI menimbulkan tantangan tersendiri, termasuk kesenjangan akan keterampilan teknis. Profesional sebut tantangan terbesar adalah menemukan talenta dengan keterampilan teknis yang memumpuni seperti AI expertise (45 persen), Software Engineering (40 persen), dan keterampilan soft skill seperti communication atau pun problem solving (32 persen).

Berbagai sektor industri juga mengalami shifting sejak penciptaan AI kian masif. Rekruter memprioritaskan kandidat dengan kemampuan praktis dan kemauan belajar yang tinggi. Meski demikian, jika menilik lebih dalam, setidaknya ada 4 sektor yang paling besar porsinya konsumsi AI, yakni IT (64 persen), industri kreatif (37 persen), pendidikan (26 persen), dan marketing (20 persen).

3. Skillsets ini yang tak akan digantikan oleh AI

Ilustrasi AI voice to text (pinterest.com/Acme Infolabs)

Meski sebagian besar milenial khawatir akan pertumbuhan AI yang semakin meluas, menurut riset yang terhimpun oleh IDN Research Institute 2025, terdapat sejumlah keterampilan manusia yang tak dapat digantikan oleh AI. Penelitian menyebut kemampuan seperti empati, komunikasi dan pengambilan keputusan menjadi aspek esensial yang tak mudah digantikan oleh perangkat teknologi.

Oleh karenanya, untuk tetap menjaga persaingan, gen Z dan milenial diharapkan mampu mengembangkan skillsets seperti emotional intelligence, problem solving dan adaptability, serta tech fluency and creative thinking. Ke depannya, pengusaha semakin menghargai kemampuan untuk memimpin, berkolaborasi dan kemauan untuk terus belajar melampaui kualifikasi lampau.

IDN menggelar Indonesia Summit 2025, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema "Theme: Thriving Beyond Turbulence Celebrating Indonesia's 80 years of purpose, progress, and possibility". IS 2025 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara.

IS 2025 diadakan pada 27 - 28 Agustus 2025 di Tribrata Dharmawangsa, Jakarta. Dalam IS 2025, IDN juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2026.

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute. Melalui survei ini, IDN Media menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z, apa nilai-nilai yang mendasari tindakan mereka. Survei dilakukan pada Februari sampai April 2025 dengan studi metode campuran yang melibatkan 1.500 responden, dibagi rata antara Milenial dan Gen Z.

Survei ini menjangkau responden di 12 kota besar di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar.

Editorial Team