TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asyiknya Belajar dengan Metode MIKIR, Gak Cuma Dengar Ceramah Guru!

Siswa juga dapat kesempatan didengarkan dan berkreasi lebih!

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Selama ini, kegiatan belajar mengajar yang telanjur kita pahami adalah murid mendengarkan apa yang guru katakan. Dengan begitu, semua murid serempak harus menghadap ke depan, sebagaimana mendengarkan ceramah. Kalau menurutmu, metode pembelajaran seperti ini membosankan gak, sih?

Jika jawabannya iya, yuk pahami asyiknya belajar dengan metode MIKIR yang gak cuma dengar ceramah guru berikut!

1. MIKIR adalah unsur-unsur pembelajaran aktif yang dapat mengembangkan potensi kreativitas anak. Pendekatan ini dibawa oleh Tanoto Foundation

IDN Times/Febriyanti Revitasari

MIKIR adalah salah satu unsur pembelajaran aktif yang tertulis dalam modul PINTAR bertema "Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah" besutan tim Tanoto Foundation. Program PINTAR sendiri adalah program yang dirancang untuk memperbaiki kemampuan murid dalam bidang literasi, numerasi, dan ilmu pengetahuan. Caranya adalah dengan meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah.

Sementara itu, MIKIR merupakan akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi. Mengalami adalah melakukan kegiatan dan/atau mengamati saat proses pembelajaran berlangsung. Interaksi ialah proses pertukaran gagasan antara dua orang atau lebih.

Komunikasi merupakan proses penyampaian gagasan atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Refleksi adalah kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil hikmahnya.

2. Dalam unsur Mengalami, murid akan belajar mengamati, melakukan percobaan, wawancara, dan membuat sesuatu bak detektif

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Agar murid mau mengamati, melakukan percobaan, wawancara, dan membuat sesuatu, biasanya guru akan memancing dengan pertanyaan/tugas yang jawabannya cuma bisa diperoleh jika keempat hal tadi dilakukan. Selama proses keempatnya berjalan, guru akan memantau.

Pantauan yang dimaksud adalah memperhatikan jika pengamatan dilakukan secara teliti dan hasilnya tercatat. Bisa juga dengan memberi pertanyaan pancingan agar informasi yang digali murid lebih banyak. Yang paling penting, guru juga memastikan kerja murid apabila ada langkah kerja yang membahayakan dan mempertanyakan langkah tertentu berdasarkan efektivitasnya.

Baca Juga: District Showcase Tanoto Foundation, Bukti Murid Cerdas & Percaya Diri

3. Pada unsur Interaksi, siswa banyak berdiskusi, bertanya, memberi komentar, kerja kelompok, menjelaskan hasil kerja, dan menjawab pertanyaan guru

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Agar mau berdiskusi, guru punya kewajiban membuat muridnya bekerja dalam kelompok atau minimal berpasangan. Bukan cuma interaksi dengan sesama murid, guru pun mengundang siswa untuk berkomentar terhadap pendapat guru dan mempertanyakan sesuatu. Jadi, anak-anak lebih kritis dan anggapan guru mutlak selalu benar pun pudar. Jika begini, dijamin suasana kelas lebih hidup!

4. Demonstrasi, menjelaskan, bercerita, melaporkan, mengemukakan pikiran, serta berbicara menjadi bagian dari unsur Komunikasi

IDN Times/Febriyanti Revitasari

Agar murid mau melakukan itu semua, perlu adanya guru yang memancing dengan pertanyaan. Guru juga akan meminta siswa lain berkomentar dan mempertanyakan bagian tertentu dari penjelasan, cerita, atau laporan siswa. Siswa lain juga diperbolehkan mengomentari apa yang disampaikan oleh yang lainnya.

Baca Juga: Berkomitmen Penuh Pada Pendidikan, Ini Tiga Program Tanoto Foundation

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya