ilustrasi collab (pexels.com/Kampus Production)
Meskipun ini merupakan istilah yang populer di media sosial, tapi collab mempunyai berbagai jenis. Dikutip The Digital Project Manager, seorang penulis dan project management, Annie Macleod, mengungkapkan ada tujuh jenis kolaborasi yang relevan dengan proyek digital, di antaranya:
Kamu mungkin sudah tidak asing dengan jenis kolaborasi yang satu ini. Kolaborasi tim merupakan jenis kolaborasi yang umum dilakukan, terutama di dalam perusahaan. Kolaborasi ini melibatkan tim proyek yang berkumpul untuk tujuan bersama, yaitu menyelesaikan proyek tertentu.
Biasanya, setiap orang dalam tim sudah saling mengenal dan memahami keahlian masing-masing untuk berkontribusi demi mencapai tujuan. Di samping itu, kolaborasi ini juga terdapat seorang pemimpin untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan proses kerja dalam tim.
Berbeda dengan kolaborasi tim, kolaborasi sosial melibatkan kelompok yang lebih luas. Dalam hal ini, kolaborasi sosial disebut juga sebagai kolaborasi komunitas karena di dalamnya bisa melibatkan orang asing yang bekerja sama untuk tujuan bersama. Misalnya, melakukan sosialisasi terhadap bahaya penggunaan narkotika kepada masyarakat luas melalui kampanye ‘Anti Narkoba’.
Kolaborasi ini dilakukan dengan cara menyatukan orang-orang dari berbagai disiplin ilmu untuk mengerjakan proyek tertentu. Misalnya, ketika perusahaan ingin meluncurkan produk baru, maka berbagai divisi di perusahaan tersebut, mulai dari kreatif, produk, marketing, dan lain sebagainya bersatu agar produk baru yang dibuat dapat laris di pasaran.
Seiring dengan banyaknya perusahaan yang menerapkan sistem kerja jarak jauh, maka kolaborasi ini sering diterapkan. Kolaborasi virtual merupakan kolaborasi yang dilakukan secara online (tanpa tatap muka).
Walaupun bisa dilakukan di mana saja, namun kolaborasi ini memerlukan lebih banyak upaya agar orang-orang yang terlibat dapat memiliki pehamanan yang sama. Selain itu, karena tidak dapat bertemu secara langsung, maka setiap anggota harus mampu meningkatkan bonding satu sama untuk memastikan tim tidak bekerja secara terpisah.
Kolaborasi asinkron dapat terjadi ketika tim tidak berkolaborasi secara real time (dilakukan secara bersamaan, baik virtual maupun tatap muka). Artinya, orang-orang yang terlibat melakukan pekerjaan di waktu yang berbeda-beda. Meskipun begitu, kolaborasi asinkron dapat berjalan dengan baik dengan cara mengirimkan pesan atau menambahkan catatan di dek setelah dibagikan oleh pembuatnya.
- Kolaborasi antar organisasi
Umumnya, jenis kolaborasi ini terjadi ketika organisasi yang berbeda harus bekerja sama dalam sebuah proyek. Ini bisa berarti dua lembaga bekerja sama dan berbagi sumber daya untuk menyelesaikan proyek besar yang tidak dapat dilakukan oleh satu lembaga saja.
Terakhir, ada kolaborasi kreatif. Mirip dengan kolaborasi lintas fungsi, namun kolaborasi ini dilakukan khusus oleh orang-orang yang berasal dari disiplin kreatif, seperti desain, seni, dan media. Misalnya, jika proyek yang kamu jalani adalah produksi panggung atau instalasi seni, maka kamu mungkin akan menggunakan jenis kolaborasi ini.