ilustrasi desainer (pixabay.com/lukasbieri)
Sejarah seni grafis tentu sudah ada sejak zaman dahulu kala. Sejak manusia zaman dulu mengenal kertas sebagai media tulis, maka dari situ pulalah muncul seni grafis pertama kali. Walau sudah modern karena digantikan oleh komputerisasi, tapi seni grafis memulai sejarahnya dari zaman dulu kala.
Bangsa Cina, Korea dan Jepang sangat terkenal dengan seni grafis berupa tulisan aksaranya. Pada abad ke-13 di Eropa, Johanes Gutenberg menemukan mesin cetak pertama yang kemudian menjadi awal sejarah seni grafis di Eropa.
Secara singkat, teknik seni grafis yang masih umum digunakan pada zaman modern ini ada beberapa macam, antara lain:
- Teknik cetak saring atau lebih dikenal sebagai cetak salon;
- Teknik cetak foto atau yang sering dikenal sebagai seni fotografi;
- Teknik cetak stensil dengan cara membuat sebuah pola di media tertentu, kemudian di tempel pada sebuah bidang dan akan disemprot cat, setelah kering pola baru diangkat dan akan membentuk sebuah motif;
- Teknik cetak dalam dimana biasanya dilakukan pada bidang yang keras. Barulah setelah digoreskan, akan disemprotkan warna yang kemudian akan tertinggal hanya di bagian dalam goresan;
- Teknik cetak kolagrafi dimana menempatkan cetakan pola tertentu di bawah kertas atau media cetak kemudian diarsir atau dicat dengan menggunakan media tulis.
- Dan lain-lain.
Nah, desain grafis atau seni grafis ini pula memiliki beberapa fungsi yang bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
- Periklanan, sebagai sarana promosi;
- Kesenian, sebagai alat untuk menyalurkan ekspresi;
- Memunculkan cabang seni yang lebih spesifik seperti kaligrafi dan lain-lain.
Tentunya seni grafis merupakan sebuah cabang seni yang sangat dibutuhkan pada zaman sekarang. Berkembangnya sosial media dan juga platform untuk mengekspresikan diri membuat orang pasti membutuhkan seni grafis. Contoh dari hasil seni grafis antara lain, poster, banner, stempel, dam lain-lain.