ilustrasi jam pasir (unsplash.com/Nathan Dumlao)
Jika tadi kamu sudah memahami arti kata dan makna yang terkandung dalam kata insyaallah, lalu kapan waktu yang tepat untuk mengucapkan insyaallah? Kalau kamu pernah mengucapkan kata insyaallah ketika berjanji kepada seseorang, tentu tindakanmu sudah benar.
Dilansir Yufid TV, sebaiknya kata insyaallah digunakan pada segala sesuatu yang berkaitan dengan masa yang akan datang. Hal tersebut sudah diatur oleh Allah dalam Q.S. Al-Kahfi (23-34) yang berbunyi:
وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ ۖوَاذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَقْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا
Artinya: “Jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan hal itu besok,” kecuali (dengan mengatakan), “Insyaallah.” Ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.”
Selain itu, peristiwa yang telah terjadi tidak perlu dikaitkan dengan kehendak Allah sehingga kamu tidak perlu menyebutkan kata insyaallah, kecuali jika dimaksudkan untuk beralasan dan memakainya atas kehendak Allah. Misalnya, kamu mengucapkan, “Saya sudah salat, insyaallah,” ketika salatnya sudah selesai. Jika yang dimaksud adalah menyebut bahwa tindakannya sudah selesai, maka kata insyaallah tidak perlu diucapkan. Namun, jika yang dimaksud adalah salat yang makbul, maka pengucapan kata insyaallah boleh saja digunakan.