Ilustrasi Kartini berdasarkan film Kartini. instagram.com/film_kartini2016
Menurut Puji Karyanto, Dosen Budaya UNAIR, sampai sekarang belum ada literatur resmi yang menjelaskan kapan munculnya istilah gundik. Namun, beberapa sejarawan memang ada yang mengatakan jika kata gundik muncul sekitar tahun 1800-an setelah masa kolonial Belanda.
Puji juga mengatakan jika sebelum kata gundik, di pulau Jawa sudah terdapat istilah lain yang hampir serupa, yakni gendak, yang artinya pacar gelap atau orang yang sudah beristri tetapi punya pacar lagi.
"Saya menduga, penjajah pada masa itu menginginkan 'istri lokal', namun tidak mengizinkan konsep poligami. Sehingga mereka 'terpaksa' memelihara perempuan lokal menjadi semacam istri," kata Puji pada Tim IDN Times saat diwawancarai pada Rabu (11/12).
Gendak sendiri merupakan sebuah ungkapan mengenai status hubungan pacaran. Seiring perkembangan zaman, di beberapa daerah Jawa kata gendak memiliki dua konotasi yang berbeda. Di Jawa timur, kata gendak mengalami ameliorasi (pergeseran makna yang lebih positif) berarti pacar secara harfiah, sehingga di Surabaya ada kata serapan gendakan.
Sedangkan di Jawa Tengah bagian Selatan, kata gendak masih bermakna negatif yaitu bermakna pacar atau istri yang tidak sah.