ilustrasi toko buku (unsplash.com/francaisalondres)
Dalam tata bahasa, bahasa Prancis punya pembedaan gender pada benda antara féminin dan masculin, misalnya le père (ayah) dan la mère (ibu). Setiap kata kerja wajib dikonjugasi sesuai dengan subyek dengan kala waktunya. Untuk penulisan dan cara baca sangat berbeda, misalnya oiseaux (burung-burung) dibaca wa-zo. Banyak silent letter atau huruf yang tidak dibaca.
Bahasa Prancis juga banyak pengecualian, misalnya mulai angka 1 (un) – 69 (soixante-neuf) semua penyebutannya normal. Memasuki angka 70 (soixante-dix), menjadi 60 (soixante) ditambah 10 (dix). Angka 71 (soixante-onze) dari 60 (soixante) ditambah 11 (onze). Angka 80 (quatre-vingt) lebih rumit lagi yaitu 4 (quatre) dikali 20 (vingt). Contoh lagi pada angka 97 (quatre-vingt-dix-sept), penyebutan dari 4 (quatre) dikali 20 (vingt) ditambah 10 (dix) ditambah 7 (sept).
Bahasa Prancis memiliki banyak kata homophone dengan penulisan yang berbeda. Contohnya sang (darah), sens (rasa), cent (seratus), son (kata kepunyaan orang ketiga tunggal), sont (adalah, to be untuk orang ketiga jamak). Semua kata tersebut dilafalkan hampir sama, jadi untuk latihan mendengarkan sering tertukar.
Cara baca, konjugsi, hingga tata bahasa yang berbeda dengan struktur bahasa pada umumnya, membuat bahasa Prancis terkesan sulit dipelajari sekaligus unik. Kamu yang bisa berbicara Prancis tentu punya nilai tambah di mata orang lain.