Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi buku tentang kapitalisme
ilustrasi buku tentang kapitalisme (Vulture Capitalism Grace Blakeley terbitan Bloomsbury dan Satantango karya László Krasznahorkai diterbitan New Directions)

Intinya sih...

  • Vulture Capitalism: Corporate Crimes, Backdoor Bailouts, and the Death of FreedomGrace Blakeley membahas masalah sistem kapitalisme modern dan neoliberalisme yang melenceng dari janjiannya.

  • Extractive Capitalism: How Commodities and Cronyism Drive the Global EconomyLaleh Khalili menyoroti industri ekstraktif yang tak memakmurkan pekerjanya dan hanya menguntungkan sebagian kelompok.

  • Keystroke Capitalism: How Banks Create Money for the FewAaron Sahr menjelaskan hak istimewa bank swasta dalam mengatur alur kepemilikan uang yang melestarikan ketimpangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beberapa tahun belakangan, kita dihadapkan pada berbagai masalah ekonomi dan finansial yang bikin burnout. Mulai dari inflasi harga komoditas yang melampaui kenaikan pendapatan, ketimpangan kelas yang makin brutal, sampai tingkah elite yang bikin emosi. Wajar bila di banyak negara mulai terjadi polarisasi nilai.

Pihak-pihak yang diuntungkan oleh sistem kapitalis yang sudah eksis jelas tak melihat ini sebagai masalah. Di sisi lain, orang-orang yang makin digerus oleh kapitalisme mulai berharap pada perspektif alternatif seperti sosialisme.

Kamu masih bingung dengan apa yang terjadi di dunia dan mengapa rasanya hidup makin melelahkan? Coba baca beberapa rekomendasi buku tentang kapitalisme berikut ini buat bacaan menyambut tahun baru.

1. Vulture Capitalism: Corporate Crimes, Backdoor Bailouts, and the Death of Freedom

Vulture Capitalism: Corporate Crimes, Backdoor Bailouts, and the Death of Freedom (Vulture Capitalism karya Grace Blakeley diterbitkan Bloombury Publishing)

Vulture Capitalism adalah sebuah buku nonfiksi karya Grace Blakeley yang membahas berbagai masalah dalam sistem kapitalisme modern serta neoliberalisme. Menurut risetnya, Blakeley berargumen kalau kedua sistem itu sudah melenceng dari apa yang mereka damba dan janjikan.

Terbukti, bukannya mendapatkan kebebasan, kita justru makin terkekang oleh kenaikan pajak dan monopoli. Redistribusi kekayaan juga berbalik, bukannya dari kelas atas ke bawah, tetapi justru dari pekerja ke pemilik dan petinggi perusahaan. Dalam buku ini, Blakeley menyoroti minimnya demokrasi dalam pengambilan kebijakan fiskal dan ekonomi global sebagai salah satu akar masalahnya.

2. Extractive Capitalism: How Commodities and Cronyism Drive the Global Economy

Extractive Capitalism: How Commodities and Cronyism Drive the Global Economy (Extractive Capitalism karya Laleh Khalili terbitan Verso)

Distribusi kekayaan juga tak berjalan proporsional dalam sistem kapitalisme ekstraktif. Dalam buku ini, Laleh Khalili menyoroti industri ekstraktif yakni yang mengeksploitasi sumber daya alam dan pada akhirnya bisa berjalan lancar karena tak memakmurkan pekerjanya. Ia pada akhirnya hanya menguntungkan sebagian kelompok karena tak perlu membayar kompensasi yang setimpal dengan apa yang mereka keruk. Cocok banget menggambarkan yang terjadi di banyak negara, termasuk Indonesia.

3. Keystroke Capitalism: How Banks Create Money for the Few

Keystroke Capitalism: How Banks Create Money for the Few (Keystroke Capitalism karya Aaron Sahr terbitan Verso)

Masalah lain dalam kapitalisme adalah privilese yang dipegang bank-bank swasta soal pengelolaan uang. Dalam buku Keystroke Capitalism, Aaron Sahr menjabarkan salah satu celah dalam sistem kapitalis yang melestarikan ketimpangan. Yakni, hak istimewa yang dimiliki bank-bank swasta dalam mengatur alur kepemilikan uang. Mereka punya hak menghasilkan uang dan memilih siapa yang berhak dapat aliran dana tersebut. Caranya subtil, tetapi berlangsung bertahun-tahun dan akhirnya berimplikasi besar.

4. Why Women Have Better Sex Under Socialism

Why Women Have Better Sex Under Socialism (Why Women Have Better Sex Under Socialism karya Kristen Ghodsee terbitan Penguin)

Bukan soal seksualitas belaka, buku ini adalah sebuah refleksi menampar dari sistem kapitalisme merugikan perempuan di banyak sisi. Salah satunya dalam kasus komodifikasi seks dan tubuh perempuan, serta ketiadaan pengakuan terhadap tugas-tugas domestik, yang biasa dibebankan pada perempuan.

Buku ini mencoba mengingatkan kita pada hak-hak dan isu-isu yang diperjuangkan aktivis sosialisme murni, seperti kesetaraan hak akses pekerjaan dan pendapatan layak yang bisa membebaskan perempuan, dari ketergantungan finansial terhadap pria dan pada akhirnya berdampak pada kehidupan personal mereka.

5. The Death of Ivan Ilyich

The Death of Ivan Ilyich (The Death of Ivan Ilyich karya Leo Tolstoy terbitan Penguin)

Melipir dari buku nonfiksi, kamu bisa juga membaca kapitalisme lewat cerpennya Leo Tolstoy yang berjudul The Death of Ivan Ilyich. Sesuai judulnya, ceritanya berkutat pada kematian Ivan Ilyich Golovin, seorang pegawai pemerintah era Soviet yang meninggal karena sebuah penyakit.

Setelah kematian Golovin, orang-orang berusaha untuk melanjutkan hidup. Ketimbang mengenang dirinya, rekan-rekan kerjanya sedang gusar mencari pengganti posisinya. Sebuah fakta lapangan yang amat umum ditemukan. Seloyal-loyalnya kita pada perusahaan, pada akhirnya kita bisa digantikan dengan cepat dan mudah.

6. Satantango

Satantango (Satantango karya László Krasznahorkai terbitan New Directions)

Satantango adalah novel Hungaria yang cukup menarik. Ditulis László Krasznahorkai pada 1985, novel ini sebenarnya kritik pada sistem komunisme dan kapitalisme sekaligus. Ia berlatarkan sebuah desa di Hungaria era komunis yang dipaksa mengadopsi sistem pertanian kolektif. Bukannya menguntungkan, mereka justru tereksploitasi.

Saat itulah, seorang pria asing datang dengan mulut manisnya ke desa itu. Ia memanipulasi mereka untuk memberikannya sejumlah uang dan akan mengantar mereka ke tempat yang lebih baik dan layak huni. Padahal, di sanalah mereka justru tercerai berai dan tak tahu harus berbuat apa.

Kapitalisme memang sering disebut sebagai sistem paling ideal untuk manusia. Namun, seiring ia dijalankan, kita bukannya mendekati janji dan visi awal, tetapi sebaliknya menghadapi kontradiksi dan kehancuran karena ketamakan manusia. Buku-buku tadi layak kamu baca untuk memahami apa yang sedang kita alami secara kolektif saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team