Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seseorang berkacamata bekerja di depan laptop (pexels.com/Edmond Dantès)
ilustrasi seseorang berkacamata bekerja di depan laptop (pexels.com/Edmond Dantès)

Dalam penulisan karya ilmiah, penggunaan kutipan menjadi cara penting untuk memperkuat argumen dan menunjukkan dasar teori yang relevan. Namun, tidak sedikit penulis yang menghadapi situasi di mana kutipan yang dibutuhkan ternyata ditemukan melalui karya orang lain, bukan dari sumber aslinya.

Kondisi ini sering menimbulkan kebingungan bagaimana cara mengutipnya supaya tetap sesuai kaidah akademik. Berikut cara mengutip kutipan yang dikutip orang lain di jurnal.

1. Apa itu kutipan?

Ilustrasi mahasiswa (pexels.com/Photo by Ahmed)

Mengutip laman Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) dalam artikel berjudul "Penulisan Sumber Kutipan dan Daftar Pustaka" oleh Sally Azaria, S.Sos., M.PPO., Dosen Departemen Mata Kuliah Umum Universitas Kristen Petra, kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari ide/tulisan penulis. Tetapi mengambil tulisan, ide, argumen, analisa, dan atau hasil penelitian orang lain untuk menjadi bagian dalam tulisannya.

Kutipan merupakan ‘pinjaman’ pendapat atau kalimat yang diambil dari seseorang, baik berupa tulisan atau lisan yang bertujuan untuk memperkokoh argumentasi di sebuah karya tulis. Selain digunakan untuk memperkuat argumen, kutipan juga bisa dijadikan sebagai landasan teori, penjelasan suatu uraian, atau sebagai bukti untuk menunjang sebuah pendapat.

2. Kenali jenis-jenis kutipan

ilustrasi sedang menggunakan laptop (pexels.com/Vlada Karpovich)

Menurut Sally Azaria, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengambil sebuah kutipan. Beberapa di antaranya seperti di bawah ini:

  • Penulis harus mempertimbangkan bahwa kutipan tersebut diperlukan.

  • Penulis harus bertanggung jawab secara penuh terhadap ketepatan kutipan.

  • Penulis harus mempertimbangkan jenis kutipan, entah itu kutipan langsung atau kutipan tidak langsung, dan jangan terlalu banyak menggunakan kutipan langsung.

Sementara berdasarkan cara mengutipnya, ada beberapa teknik yang bisa dilakukan. Berikut jenis-jenis kutipan yang perlu kamu ketahui.

  1. Kutipan tidak langsung: Penulis mengambil ide orang lain, kemudian merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama persis dengan kalimat asli yang dikutip. Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang mengambil inti sarinya saja, tanpa mengurangi makna sebenarnya. Penulisan kutipan jenis ini dengan cara meringkas/menyimpulkan suatu pendapat atau menulis inti sarinya.

  2. Kutipan langsung: Menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Kutipan langsung merupakan kutipan yang diambil secara identik/otentik atau sama persis dari sumber aslinya. Hal ini berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah kalimat aslinya.

3. Cara menulis kutipan yang dikutip orang lain

ilustrasi seseorang berkacamata bekerja di depan laptop (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Terkadang, seorang penulis ingin mengutip sebuah kutipan yang sebelumnya telah dikutip oleh prang lain. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menyertakan nama pengarang aslinya, kemudian diikuti dengan kata “dalam”. Contohnya sebagai berikut:

Hendry (dalam Budianto, 2005: 17) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses untuk melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Pada contoh di atas, Hendry adalah nama pengarang kutipan asli, yang pendapatnya telah dikutip oleh Budianto dalam karya tulisnya. Sementara jika kamu mau mengutip dari internet, cara yang dilakukan tidak berbeda dengan mengutip dari buku ataupun jurnal.

Kamu bisa tuliskan sumber berupa nama pengarang diikuti dengan tahun terbit artikel. Bagaimana dengan judul artikel dan alamat websitenya? Untuk judul artikel, alamat/URL, dan waktu akses bisa kamu cantumkan di dalam daftar pustaka saja.

Mengutip kutipan dari sumber kedua bisa menjadi solusi saat sumber asli sulit diakses. Namun, teknik penulisan dan penyebutannya harus dilakukan dengan tepat supaya pembaca tetap dapat melacak sumber utama yang dikutip.

Editorial Team