ilustrasi seseorang berkacamata bekerja di depan laptop (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Terkadang, seorang penulis ingin mengutip sebuah kutipan yang sebelumnya telah dikutip oleh prang lain. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menyertakan nama pengarang aslinya, kemudian diikuti dengan kata “dalam”. Contohnya sebagai berikut:
Hendry (dalam Budianto, 2005: 17) menjelaskan bahwa manajemen merupakan suatu proses untuk melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Pada contoh di atas, Hendry adalah nama pengarang kutipan asli, yang pendapatnya telah dikutip oleh Budianto dalam karya tulisnya. Sementara jika kamu mau mengutip dari internet, cara yang dilakukan tidak berbeda dengan mengutip dari buku ataupun jurnal.
Kamu bisa tuliskan sumber berupa nama pengarang diikuti dengan tahun terbit artikel. Bagaimana dengan judul artikel dan alamat websitenya? Untuk judul artikel, alamat/URL, dan waktu akses bisa kamu cantumkan di dalam daftar pustaka saja.
Mengutip kutipan dari sumber kedua bisa menjadi solusi saat sumber asli sulit diakses. Namun, teknik penulisan dan penyebutannya harus dilakukan dengan tepat supaya pembaca tetap dapat melacak sumber utama yang dikutip.