ilustrasi ceramah di sekolah (unsplash.com/Herlambang Tinasih Gusti)
Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh
Alhamdulillahi rabbil 'alamin, assholatu wassalamu 'ala ashrafil anbiya'i wal mursalin, wa 'ala alihi wa shahbihi ajma'in. Asyhadu alla ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu warasuluh. Amma ba'du.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT, dalam momentum Maulid Nabi ini, marilah kita merenungkan ajaran, himbauan, dan perintah yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW. Perjuangan beliau dalam menegakkan agama Islam di zamannya, tidaklah mudah.
Seperti yang kita tahu, beberapa kali Nabi Muhammad SAW harus menghadapi musuh di medan perang. Dengan rahmat dan pertolongan dari Allah SWT, Rasulullah berhasil memenangkan peperangan.
Saudaraku seiman, saat ini kita patut bersyukur karena tidak harus terjun ke medan perang. Meski begitu, tiap zaman pasti memiliki tantangannya sendiri. Seperti kondisi di Indonesia saat ini.
Banyak orang yang mengeluhkan keadaan ekonomi di tanah air. Sulitnya mendapatkan pekerjaan, bahan pangan yang kian melambung tinggi harganya, hingga isu kenaikan pajak yang kian menekan rakyat. Dalam situasi serba sulit seperti sekarang ini, kita harus tetap meneladan Rasulullah.
Memperjuangkan keadilan seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, tentu penuh strategi dan perhitungan. Jangan hanya mengedepankan emosi karena itu cuma mengantarkan kita pada kekalahan.
Belakangan, banyak orang yang maju memperjuangkan kepentingan rakyat. Sebagai sesama rakyat, kita patut memberikan doa dan dukungan. Yang mesti diingat, jangan sampai saling serang antar rakyat. Peristiwa masa lalu jangan pernah terulang kembali. Jika kita sedang berjihad memperjuangkan keadilan, selalu ingat hadis berikut:
"Orang yang berjihad adalah yang bersungguh-sungguh melawan hawa nafsunya di jalan Allah." (HR. Tirmidzi, no.1621)
Terkadang, kebencian dan sakit hati membuat seseorang lupa diri. Bila amarah itu tak dapat dibendung, tentunya akan menimbulkan perbuatan yang kurang baik dan malah memperkeruh keadaan.
Saudaraku, tak ada ruginya meneladani cara Nabi Muhammad SAW dalam melawan musuh di medan perang. Selain strategi yang matang, Rasulullah juga selalu berpegang teguh pada rasa kemanusiaan dan rasa takut pada Allah. Niscaya dengan begitu, kita dapat meraih kemenangan yang elegan, tanpa mengotori tangan kita.
Rasulullah pernah bersabda kepada para sahabatnya:
"Orang-orang sebelum kalian ada yang disiksa, kepalanya dibelah dengan gergaji, tubuhnya disisir dengan sisir besi hingga terkelupas dari tulang, tetapi itu tidak membuat mereka meninggalkan agamanya..." (HR. Bukhari, no.3612)
Hadis berikut menjelaskan bahwa perih dan pedihnya sebuah perjuangan tak harus membuat kita berpaling dari rahmat Allah SWT, apalagi sampai berbuat sesuatu yang dibenci oleh-Nya. Lebih baik berusaha sebaik mungkin sembari berpasrah pada Allah SWT supaya setiap perjuangan kita mendapatkan hasil yang terbaik.
Hadirin yang dirahmati Allah SWT, demikian ceramah yang bisa saya sampaikan. Lebih dan kurangnya, saya mohon maaf. Semoga di hari Maulid Nabi Muhammad SAW ini, kita tak hanya tergerak untuk meneladani Rasulullah, tapi juga terus berupaya untuk mengamalkan sebanyak mungkin contoh kehidupan Nabi junjungan kita.
Akhir kata, Wallāhu a‘lam bish-shawāb. Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Itu dia beberapa contoh ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW yang bisa dijadikan rujukan, khususnya buat kamu yang akan membawakan ceramah nanti. Isinya masih bisa diubah dan disesuaikan dengan tema yang dipilih. Semoga bisa menginspirasi, ya!