Ilustrasi halalbihalal (pexels.com/PNW Production)
Halalbihalal bukan sekadar tradisi atau budaya, tetapi memiliki makna yang sangat dalam dalam ajaran Islam. Kata "halal" berarti sesuatu yang diperbolehkan dan baik, sementara "bihalal" dapat dimaknai sebagai upaya untuk saling menghalalkan, yakni saling memaafkan dan membersihkan diri dari dosa kepada sesama.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya:
"Barang siapa yang memberi kelapangan bagi saudaranya di dunia, niscaya Allah akan memberikan kelapangan baginya di akhirat." (HR. Muslim)
Dari hadis ini, kita belajar bahwa memberi maaf dan membuka hati kepada sesama akan mendatangkan kemudahan dan keberkahan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sebagai manusia, kita tentu tidak luput dari kesalahan, baik disengaja maupun tidak. Ada kalanya kita menyakiti hati saudara kita dengan kata-kata, sikap, atau tindakan yang mungkin tidak kita sadari. Oleh karena itu, melalui momen Halalbihalal ini, mari kita buka hati untuk saling memaafkan. Memaafkan bukan hanya membebaskan orang lain dari kesalahan, tetapi juga membebaskan hati kita dari beban dan dendam.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
"Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu?" (QS. An-Nur: 22)
Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa memaafkan adalah salah satu cara untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Jika kita ingin Allah mengampuni dosa-dosa kita, maka kita pun harus mudah memaafkan kesalahan orang lain.
Selain memaafkan, Halalbihalal juga menjadi ajang untuk mempererat silaturahmi. Sebab, menjaga silaturahmi adalah salah satu kunci keberkahan dalam hidup. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan bersilaturahmi, hati kita menjadi lebih tenang, hubungan dengan keluarga, sahabat, dan rekan semakin erat, serta membuka pintu rezeki dan keberkahan dalam kehidupan.