ilustrasi guru (pexels.com/Max Fischer)
1. Mengidentifikasi masalah yang pernah dihadapi
Dulu, saya sering menggunakan LKPD yang saya ambil dari buku paket atau LKPD yang tersedia dari penerbit tanpa menyesuaikan dengan kebutuhan siswa saya.
LKPD tersebut cenderung bersifat tekstual, monoton, dan kurang memberikan ruang eksplorasi bagi anak.
Banyak siswa saya yang merasa bosan, bahkan kesulitan memahami instruksi karena terlalu panjang atau menggunakan bahasa yang sulit mereka pahami.
LKPD yang saya gunakan juga kurang memfasilitasi keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa. Hal ini membuat pembelajaran kurang hidup dan hanya sebatas mengisi lembaran tanpa makna.
2. Upaya mengatasi masalah yang dihadapi
Saya kemudian berupaya memperbaiki kualitas LKPD yang saya buat. Saya mulai mempelajari cara membuat LKPD yang baik, mengikuti pelatihan guru, dan membaca berbagai referensi.
Saya menyusun LKPD yang lebih sederhana, jelas, dan menggunakan kalimat yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa SD.
Saya menambahkan unsur gambar, tabel, peta konsep, dan aktivitas yang mengajak siswa berpikir, berdiskusi, dan memecahkan masalah secara kelompok.
LKPD saya buat lebih bervariasi, ada yang berbasis proyek kecil, eksperimen sederhana, atau observasi lingkungan sekitar. Saya juga mulai membuat LKPD digital yang bisa diakses siswa melalui gawai.
3. Hasil dari upaya yang dilakukan
Hasilnya, siswa lebih antusias mengerjakan LKPD karena tampilannya lebih menarik dan kegiatannya lebih menantang.
Mereka tidak hanya mengisi jawaban, tetapi juga diajak berpikir, berdiskusi, membuat karya, bahkan mempresentasikan hasil. Keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa meningkat.
Selain itu, LKPD yang lebih interaktif membuat siswa lebih bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas. Orangtua pun lebih mudah mendampingi anak belajar di rumah karena instruksi lebih jelas.
4. Pengalaman berharga yang bisa dDigunakan untuk meningkatkan diri
Dari pengalaman ini, saya belajar pentingnya membuat LKPD yang berkualitas, menarik, dan sesuai karakteristik siswa.
LKPD bukan sekadar lembar soal, tetapi media yang mendukung pembelajaran bermakna. Saya menjadi lebih kreatif, teliti, dan inovatif dalam menyusun bahan ajar.
Ke depan, saya akan terus mengembangkan LKPD yang mendorong keterlibatan aktif siswa, berpikir kritis, dan kolaboratif.