Dok. Pribadi/Imroatun Lathifah Isnaeni
Menjadi anak rantau yang jauh dari orang tua tentu hal yang tidak mudah. Apalagi harus menghadapi kejamnya kehidupan ibukota. Belum lagi perihnya akhir bulan. Maka siapa lagi keluarga kita kalau bukan teman dan dosen di kampus. Kuliah di STAN sangat mengutamakan kekeluargaan dan solidritas. Sesama teman akan saling mengingatkan dan peduli bila ada yang sedang mengalami kesusahan atau musibah.
Hal yang paling menarik kuliah di STAN adalah ketika menjelang ujian (UTS dan UAS) pasti kampus akan sangat ramai dengan acara TENTIR (istilah belajar bersama di STAN). Mahasiswa yang unggul di kelas akan menjadi tentor/guru bagi teman-temannya yang masih kesulitan dalam memahami materi perkuliahan. Hal tersebut dilakukan oleh hampir seluruh mahasiswa bahkan menjadi hal yang paling rutin dan wajib dilakukan.
Tujuannya adalah saling menyelamatkan teman aagar terhindar dari DO. Memang momok paling menakutkan bagi mahasiswa STAN adalah DO (Drop Out) tapi hal tersebut dapat dihindari dengan selalu mengikuti aturan, belajar rajin dan menjaga solidaritas antar teman.
Satu hal yang paling membanggakan kuliah di STAN adalah kita akan membuat orangtua kita bangga serta mengangkat nama baik mereka. Banyak kerabat dan saudara akan memuji dan turut bangga terhadap kita. Begitupula terhadap orang tua kita. Mereka akan disebut berhasil mendidik anak karena di balik keberhasilan anak ada doa orangtua yang tiada henti mengalir. Maka hormati dan sayangi orang tua kita, siapa lagi yang akan mendoakan kita dengan tulus kalau bukan mereka.
Terlepas dari semua itu, di mana pun kita menempuh pendidikan niatkanlah untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat untuk bangsa. Ingatlah selalu pesan salah satu presiden Amerika Serikat John F. Kennedy:
Jangan tanyakan apa yang negara telah berikan kepadamu, tapi tanyakanlah pada dirimu sendiri apa yang telah kamu lakukan pada negaramu.