Stella Christie di The Westin Jakarta, Selasa (26/11/2024) (IDN Times/Via Marchellinda Gunanto)
Selanjutnya, dengan paparan AI secara terus-menerus, ditakutkan pengembangan sumber daya manusia tidak akan berjalan. Manusia, yang pada dasarnya memiliki nurani dan sensitivitas secara alami, tentu saja tidak bisa digantikan dengan ChatGPT yang hanya memberikan jawaban secara general.
“Dari data-data dan dari sejarah pengembangan sumber daya manusia, itu tidak akan berjalan kalau cuma diberitahu harus begini dan harus begitu. Tetapi, sangat penting sekali bahwa kita harus bisa memperlihatkan, menceritakan, dan meyakinkan konsekuensi-konsekuensi kalau kita tidak menganut etika tersebut,” jelas Guru Besar Tsinghua University ini.
Untuk itu, melihat penggunaan AI yang masih bisa membantu, Stella pun menekankan pentingnya memperhatikan konsekuensi jangka panjang. Ia pun mendorong agar penggunaan AI perlu dibarengi dengan pemikiran kritis dan analitis sebelum digunakan.
“Satu, kalau kamu 100 persen menggunakan tanpa kamu sendiri yang bisa menulis atau mengeluarkan pikiran-pikiran baru, kamu tidak akan bisa membedakan mana yang bagus, mana yang tidak bagus. Akhirnya, nanti pengguna tidak bisa membedakan, tidak punya nurani dan sensitivity untuk membedakan kualitas,” tambahnya.