Pameran Daya Gaya Decenta di Galeri Salihara, Pasar Minggu pada Jumat (19/5/2023). (IDN Times/Nisa Zarawaki)
Decenta adalah biro desain berbadan hukum yang lahir pada 1973 dan terdiri dari A.D. Pirous, G. Sidharta, Priyanto Sunarto, T. Sutanto, dan Sunaryo. Lima orang tersebut merupakan pengajar sekaligus murid dan asisten pengajar dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung. Sebagai perusahaan desain yang berakar dari aneka ragam hias tradisi Nusantara, Decenta hadir sebagai manifestasi langsung para anggotanya dalam pencarian identitas artistik sebagai seniman Indonesia.
Sedari awal, Decenta memiliki visi dan misi untuk membuat seni desain dengan khas motif dan unsur Indonesia. Di momen ini, Decenta menganggap bahwa Indonesia khas dengan budaya ketimuran. Itulah mengapa, banyak karya dari Decenta yang mengadopsi gaya ketimuran, contohnya seperti tulisan-tulisan Arab.
"Pada saat itu, lagi ada kecondongan yang membuat Decenta menganggap bahwa Indonesia saat itu identik dengan ketimuran. Akhirnya, mereka membawa Indonesia ke arah ketimuran. Itulah kenapa, desain mereka mengadopsi motif dari Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara," ujar Cliff Moller, Media PR dari Komunitas Salihara.
Perjalanan Descenta untuk mengembangkan seni desain memang cukup panjang. Sehingga, untuk mengenal sejarah dan kiprah kelompok tersebut, Komunitas Salihara menyelenggarakan pameran dengan tajuk Daya Gaya Decenta yang dikuratori oleh Chabib Duta Hapsoro dan Asikin Hasan. Ketika mengunjungi tempat ini, kamu akan melihat berbagai macam dokumentasi perjalanan dari Descenta.