IDN Times/Febriyanti Revitasari
Harus diakui, proses seleksi yang ketat memang memakan waktu dan tenaga. Banyak tangis yang turut bercucuran di balik kerasnya latihan. Mereka yang lolos dalam beberapa tahap, ada yang akhirnya mengundurkan diri lantaran tidak bisa mengikuti rangkaian pelatihan. Ada juga tinggal melangkah ke Jakarta, namun gagal lantaran VISA ditolak.
Meski begitu, pagelaran di Broadway tetap bisa berjalan sukses berkat keuletan dan kedisiplinan peserta. Bahkan, tim tersebut mendapatkan apresiasi dari pelatih serta penontonnya. Untuk membuktikan serta menceritakan bagaimana pengalaman ketiga belas orang tersebut, maka digelarlah pementasan Indonesia Menuju Broadway "What I Did for Love" pada Selasa lalu (27/8).
Diiringi dentingan piano dari Seth Weinstein, seluruh anggota tim bernyanyi, bermain mimik, hingga menyuguhkan atraksi yang tidak semua pemeran akting di dunia menguasai. Pertunjukan berakhir dengan standing applause dari hampir seluruh penonton di Soehanna Hall, The Energy Building.
"Peserta Indonesia yang hadir di New York ini, datang dengan latar belakang seni teater musikal yang minim dan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Namun, hal itu tak menurunkan semangatnya untuk belajar dengan tekun dan giat untuk ikut broadway masterclass dari artis Broadway terbaik," kata Renita.