Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
unsplash.com/@Ruben Hutabarat
unsplash.com/@Ruben Hutabarat

Dalam Bahasa Bali, kita mengenal adanya anggah-ungguh basa atau tingkatan dalam berbicara, mulai dari yang kasar hingga paling halus. Bukannya tanpa alasan, di Bali sendiri kita masih mengenal adanya pabinayan linggih (perbedaan kedudukan) dan merupakan suatu keharusan untuk berbicara dengan bahasa halus kepada orang yang derajatnya lebih tinggi maupun dihormati.

Nah, bagi kamu yang penasaran, berikut adalah enam anggah-ungguh basa atau tingkatan berbicara dalam bahasa Bali. Kita simak bersama-sama ya!

1. Basa Kasar

https://unsplash.com/@Ruben Hutabarat

Seperti namanya, basa kasar ini merupakan bahasa dengan nilai rasa yang kasar dan digunakan ketika sedang mencaci-maki ataupun bertengkar. Basa kasar ini digunakan untuk mengumpat dan dapat menyinggung perasaan orang lain, lho. Oleh karena itu, sebaiknya kita juga harus berhati-hati agar tidak mengeluarkan kata-kata dalam basa kasar ya!

2. Basa Andap

pexels.com/@Artem Beliaikin

Dalam Bahasa Bali, andap atau endep dapat berarti rendah. Karenanya, basa andap ini dinilai memiliki nilai rasa yang rendah, namun tidak serendah basa kasar. Bisa dibilang, basa andap bukanlah bahasa yang kasar, namun juga bukan bahasa dalam tingkatan menengah maupun halus. Basa andap ini yang sering digunakan dalam pergaulan sehari-hari oleh masyarakat Bali.

3. Basa Madia

unsplash.com/@Cok Wisnu

Dalam Bahasa Bali, madia artinya tengah. Jadi, basa madia ini tingkatannya berada di antara basa andap dan basa alus. Sederhananya, basa madia ini adalah bahasa yang biasa namun lebih dihaluskan atau disopankan. Dalam praktiknya, basa madia juga banyak ditemukan dalam pergaulan di masyarakat.

Contoh saja seperti penggunaan kata sampun (sudah), inggih (ya), nenten (tidak) yang termasuk dalam basa alus kemudian berubah menjadi ampun, nggih, ten dalam basa madia.

4. Basa Alus Mider

unsplash.com/@Ruben Hutabarat

Setelah kita membahas basa kasar, andap, dan madia, kini kita beralih ke basa alus. Dalam Bahasa Bali, basa alus dibagi menjadi tiga, yaitu alus mider, alus sor, dan alus singgih. Kita awali dengan basa alus mider, ya.

Basa alus mider adalah jenis bahasa halus yang sering dipakai dalam rapat, maupun berhadapan dengan orang banyak. Jikalau kita berposisi sebagai pembicara dalam suatu acara, maka bahasa yang cocok digunakan adalah alus mider.

5. Basa Alus Sor

unsplash.com/@Gita Krishnamurti

Sor dalam bahasa Bali berarti bawah. Dalam artiannya, basa alus sor adalah bahasa halus yang digunakan untuk ngesorang rage (merendahkan diri) ke orang yang dihormati atau punya derajat lebih tinggi. 

Di Bali, masyarakatnya dibagi menjadi golongan wangsa jaba atau sudra (orang biasa), dan golongan tri wangsa (Brahmana, Ksatria, dan Waisya). Nah, jika kita sedang berbicara atau memperkenalkan diri dengan orang yang punya derajat lebih tinggi, maka sebaiknya bahasa yang kita gunakan adalah basa alus sor.

6. Basa Alus Singgih

unsplash.com/@Artem Beliaikin

Yang terakhir adalah basa alus singgih. Sama seperti basa alus sor, alus singgih juga dipergunakan untuk berbicara dengan orang yang dihormati maupun punya derajat lebih tinggi. 

Perbedaannya adalah ketika kita sedang membicarakan diri sendiri seperti memperkenalkan diri dan wawancara, maka bahasa yang digunakan adalah basa alus sor. Sedangkan untuk basa alus singgih, digunakan ketika kita sedang berbicara atau membicarakan orang dengan derajat lebih tinggi.

Nah itu dia enam tingkatan berbicara dalam bahasa Bali. Meskipun terdengar sederhana, namun anggah-ungguh basa ini penting banget untuk dipelajari sejak dini. Dengan pengetahuan yang cukup, kita tidak akan salah bicara jikalau mengobrol dengan orang lain. Semoga artikel ini membantu ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team