Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Flickr.com/Adam Cohn

Bahasa Bali merupakan salah satu bahasa daerah yang memiliki kosakata yang unik dan beragam. Tidak hanya itu, bahasa yang satu ini juga kaya akan istilah yang menyebutkan varian lain dari sebuah kata sapaan. Misalnya saja untuk seorang ayah.

Perbedaan sebutan ini juga ada sangkut pautnya oleh perbedaan kasta. Seperti kita ketahui, kasta merupakan pembagian masyarakat yang didasarkan oleh warna atau jenis pekerjaan seseorang di masa lalu. Meski sekarang warna tersebut sudah mulai memudar dengan adanya beragam pekerjaan, uniknya,  sebutan ayah tersebut masih melekat pada beberapa bagian masyarakat.

Apa saja? Yuk, simak ulasan berikut ini!

1.Aji

Flicr.com/ _paVan_

Aji atau yang di beberapa kesempatan disebut juga dengan Ajik, merupakan istilah yang  digunakan untuk memanggil seorang ayah atau lelaki yang dituakan, khusus untuk orang-orang dari kasta bangsawan (triwangsa) seperti brahmana dan ksatria.

2.Ajung

flickr/com/Jeffri Jaffar

Kata sapaan Ajung memiliki posisi yang mirip dengan Aji dan digunakan oleh para bangsawan. Bedanya istilah ini hanya umum dipakai oleh orang-orang dari kasta ksatria, khususnya orang-orang yang bergelar Anak Agung ataupun Cokorda.

3.Pa/Bapa

Flickr.com/Sue

Bapa merupakan sapaan yang umum kita dengar sehari-hari. Selain ditujukan bagi seorang ayah, istilah ini juga biasanya digunakan untuk menyapa lelaki yang lebih tua. Berbeda dengan Ajik dan Ajung, istilah Bapa ini hanya digunakan oleh orang-orang yang berasal dari kasta sudra atau jaba.

4. Nang/Nanang

Flickr.com/Adam Cohn

Selain Bapa, orang-orang jaba juga memiliki sebutan lain untuk seorang ayah, yaitu Nanang. Tidak diketahui pasti asal-muasal kata ini, yang jelas pemakaiannya di masyarakat berbaur dengan sebutan Bapa.

Hanya saja, pergeseran zaman membuat istilah ini makin jarang digunakan dan seringkali hanya didengar di daerah pedesaan.

5.Guru

Flickr.com/Adam Cohn

Di Bali, sapaan Guru ini tidak hanya ditujukan untuk seorang pengajar saja. Di beberapa daerah, istilah ini juga merujuk untuk seorang ayah. Penggunaan kata ini tidak lepas dari ajaran Catur Guru dalam  agama Hindu,  di mana peranan orangtua, khususnya ayah dalam keluarga sebagai guru pertama bagi seorang anak. Istilah ini biasanya hanya digunakan oleh kasta sudra.

Perkembangan zaman telah membuat pergeseran kebiasaan sehingga beberapa bagian masyarakat  mulai meninggalkan penggunaan kata sapaan ini. Di beberapa daerah, terutama perkotaan, orang-orang sudah biasa mengganti sapaan itu dengan sebutan bapak, ayah, dan bahkan papa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorSuarcani