Usaha mewujudkan inklusivitas sastra yang dilakukan penulis cerita fiksi cum pendiri Difalitera, Indah Darmastuti, patut beroleh apresiasi. Sebab ia bersama dengan timnya tidak hanya menyediakan ragam konten buku audio atau audiobook yang berkualitas tetapi juga turut mengenalkan kekayaan bahasa dari suku bangsa se-Nusantara kepada para difabel netra.
Dalam salah satu sesi di ajang Indonesia Writers Festival (IWF) 2020 yang diselenggarakan IDN Times pada Rabu (23/09/2020), Indah mengaku sudah menghimpun 30 cerita fiksi dari berbagai bahasa suku yang ada di Indonesia. Di antaranya berasal dari Toraja, Palopo, Poso, dan Manggarai. Meski begitu, prakarsa yang masih berlangsung dan dimulai sejak Juli 2020 ini menemui beberapa tantangan dalam perjalanannya. Apa saja tantangan yang mewarnai proses itu? Berikut ini ulasannya.