Sandhangan aksara Jawa (scribd.com/Puji Nurhayati)
Selain pasangan, aksara Jawa juga memiliki Sandhangan. Dikutip e-book berjudul Pedoman Penulisan Aksara Jawa oleh Prof. DR. Darusuprapta, dkk. (2002), Sandhangan adalah tanda diakritik yang digunakan untuk mengubah bunyi di dalam tulisan Jawa.
Sebagai contoh, pada aksara Jawa dasar semuanya memiliki bunyi vokal /a/, jika kamu ingin mengubah bunyi vokal tersebut dengan vokal lain, maka kamu perlu menambahkan Sandhangan. Terdapat empat jenis Sandhangan yang digunakan untuk mengubah bunyi aksara Jawa. Berikut di antaranya:
1. Sandhangan Swara
Dikutip e-book berjudul Sinau Pepak Basa Jawa oleh Romdonah, S.Pd., M.Pd., (2020), Sandhangan Swara adalah simbol yang digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara Jawa yang semula vokal /a/ menjadi bunyi vokal lain, seperti /i/, /u/, / é/, /e/, /o/. Sandhangan Swara sendiri dibagi menjadi lima kategori, yakni:
- Sandhangan Wulu: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /i/.
- Sandhangan Suku: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /u/.
- Sandhangan Pepet: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi / é/.
- Sandhangan Taling: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /e/.
- Sandhangan Taling Tarung: digunakan untuk mengubah bunyi vokal aksara menjadi /o/.
2. Sandhangan Panyigeg/Paten
Masih dikutip e-book berjudul Sinau Pepak Basa Jawa oleh Romdonah, S.Pd., M.Pd., (2020), Sandhangan Panyigeg/Paten adalah jenis Sandhangan yang dipakai untuk mengubah bunyi aksara agar mendapatkan bunyi konsonan/mati. Beberapa yang termasuk ke dalam jenis Sandhangan ini, yakni:
- Sandhangan Layar: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat bunyi konsonan /r/.
- Sadhangan Wignyan: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat bunyi konsonan /h/.
- Sandhangan Cecak: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat bunyi konsonan /ng/.
3. Sandhangan Anuswara
Sabdhangan Anuswara berfungsi untuk mengubah bunyi supaya muncul peluluhan bunyi konsonan /r/, /w/, dan /y/. Adapun jenis-jenis Sandhangan Anuswara, di antaranya:
- Sandhangan Péngkal: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat peluluhan bunyi konsonan /y/.
- Sandhangan Cakra: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat peluluhan bunyi konsonan /r/.
- Sandhangan gembung: digunakan untuk mengubah bunyi aksara seolah-olah mendapat peluluhan bunyi konsonan /w/.
4. Sandhangan Pangkon
Dilansir e-book berjudul Pedoman Penulisan Aksara Jawa oleh Prof. DR. Darusuprapta, dkk. (2002), Sandhangan Pangkon berfungsi sebagai tanda akhir. Dengan kata lain, Sandhangan ini digunakan untuk mematikan kata atau mengakhiri kalimat dalam tulisan aksara Jawa. Sandhangan Pangkon ditulis di belakang aksara.