Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mahasiswa sedang lelah mengerjakan skripsi (unsplash.com/Tim Gouw)

Skripsi tentu saja bukanlah hal yang asing bagi para mahasiswa. Karya akhir yang masih menjadi standar kelulusan wajib di berbagai perguruan tinggi ini kerap kali dipandang sebagai sesuatu yang sangat menyulitkan. 

Salah satu penyebab utamanya adalah proses pengumpulan data skripsi yang mempersulit dan menghambat penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Populix, diketahui berbagai kesulitan dan kendala yang membuat 45 persen mahasiswa Indonesia nekat manipulasi data skripsi agar dapat lulus. 

1. Kesulitan dalam mengumpulkan data

Kendala Penyusunan Skripsi Mahasiswa Indonesia.

Malalui survei singkat lewat PopPoll pada 28 November - 12 November 2023 lalu, Populix berhasil menangkap pandangan dari sejumlah responden mahasiswa terkait skripsi. Berdasarkan hasilnya, diketahui berbagai kesulitan yang dirasakan mahasiswa sebagai berikut:

  • 26 persen responden merasakan kendala dalam proses pengumpulan data skripsi.
  • 22 persen mahasiswa mengaku kurang mendapat pendampingan dari dosen pembimbing skripsi.
  • 17 persen dari mereka mengalami kesulitan dalam menganalisa data yang sudah dikumpulkan.
  • 15 persen responden kurang mampu menentukan teori yang sesuai.
  • 11 persen mahasiswa terkendala mencari rumusan masalah yang tepat.
  • 10 persen orang merasa kesulitan mencari judul skripsi.

Akibat hal tersebut, diketahui bila Bab 3: Metode Penelitian (33 persen) dan Bab 4: Hasil Penelitian (29 persen) menjadi bagian yang membutuhkan waktu pengerjaan paling lama. Benar gak, nih?

2. Tantangan mencari responden

Editorial Team

Tonton lebih seru di