Indonesia punya 17 ribu pulau dan lebih dari 70 persen wilayahnya berupa lautan, tetapi berapa banyak anak sekolah yang belajar tentang laut lewat kurikulum pendidikan? Sayangnya, mata pelajaran kelautan seperti "anak tiri" yang jadi sempalan dalam garis besar sains di sekolah. Bahkan, kerap kali anggapan buruk berbaur mitos diselewengkan—pesona mistis laut yang belum dikuak dalam pelajaran sains sendiri—sayangnya masih jarang untuk dijamah. Padahal, sains dan laut adalah pasangan ideal. Keduanya bicara tentang gerak, energi, dan harmoni alam. Inilah lima alasan literasi laut harus masuk kurikulum pendidikan di sekolah, khususnya pada pelajaran sains.
Selama ini pembelajaran sains di sekolah kerap terpaku pada contoh-contoh yang jauh dari keseharian, seperti lintasan peluru, bidang miring, atau hukum Newton yang hanya hidup di kertas soal. Padahal, ombak yang bergulung, arus laut yang mengalir, bahkan gema suara paus di kedalaman, semuanya bisa dijelaskan lewat hukum fisika yang nyata dan dekat dengan kehidupan. Oleh sebab, literasi laut harus dikenal lebih luas terutama sejak dini di sekolahan. Berikut ini beberapa alasan literasi laut harus masuk kurikulum pendidikan.