Lulusan Kampus Tercinta IISIP Jakarta Pasti Tahu 5 Hal Ini

Sebagaimana masa-masa belajar saat masih mengenakan seragam sekolah dulu, saat sudah menginjak bangku kuliah pun ada banyak kenangan yang tersimpan di kepala. Bukan hanya kisah cinta-cintaannya, sulitnya pelajaran atau killer-nya seorang dosen. Tapi di luar itu semua ada juga berbagai kenangan yang bahkan tanpa kita kira hanya ada di kampus tempat kita berkuliah.
Nah, kalau kamu salah satu lulusan Kampus Tercinta Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, 5 hal yang akan penulis sebutkan ini bisa menjadi kenangan tersendiri yang jadi alasan kenapa Kampus Tercinta IISIP Jakarta selalu kamu rindukan. Dan untuk yang sedang mencari kampus untuk berkuliah, coba ketahui dulu 5 hal ini. Siapa tahu kamu jadi pengin kuliah di Kampus Tercinta IISIP Jakarta.
1. Kampus Jurnalistik Ternama tapi Budget Murah
Sejujurnya, saat pertama kali memilih berkuliah penulis sendiri belum tahu kalau Kampus Tercinta IISIP Jakarta ini menjadi salah satu kampus yang cukup terpandang di dunia jurnalistik. Pasalnya, tak sedikit para lulusannya yang dinilai berposisi bagus di dunia jurnalistik. Sebut saja salah satu yang paling ternama ialah Andi F. Noya, seorang inisiator program Kick Andy di salah satu stasiun TV swasta. Meskipun nyatanya pria berkelapa plontos itu belum mendapatkan gelar sarjananya di Kampus IISIP Jakarta.
Tapi dipandangnya Kampus Tercinta IISIP Jakarta di dunia jurnalistik tak lantas menjadikan uang semesteran di kampus ini tergolong mahal. Justru bisa dibilang sangat murah dan terjangkau. Kalau penulis tidak salah ingat, hanya perlu Rp 4 juta untuk biaya per semesternya. Dan itu tidak berpengaruh pada banyaknya SKS yang dapat kita ambil di setiap semesternya. Maksudnya, saat kamu bisa mendapatkan 26 SKS sekalipun pada satu semester, bayaran per semesternya pun tetap sama. Tidak akan menjadi mahal.
Bagaimana? Murah, kan?
2. Pengajuan Mata Kuliah yang Bisa Nego dengan Dosen
Sehabis pembagian IP dan libur semesteran, di kebanyakan kampus mahasiswanya akan disibukkan dengan pengajuan mata kuliah yang akan diambil di semester baru nanti. Biasanya mahasiswa akan memilih mengambil mata kuliah wajib lebih dulu demi bisa memenuhi syarat skripsi. Dan tantangannya adalah kalau kelas sudah penuh, maka pengajuan seorang mahasiswa bisa ditolak.
Kebetulan penulis pernah ingin memasukkan satu mata kuliah wajib untuk semester baru. Tapi ada beberapa teman yang sudah lebih dulu mengajukan mata kuliah tersebut dan ditolak. Tapi karena penulis sudah menargetkan harus segera skripsi, jadi penulis memilih berusaha bernegosiasi kepada Wali Dosen agar dapat masuk di kelas mata kuliah tersebut. Dan alhasil upaya penulis berhasil! Dengan sedikit memohon bantuan kepada Wali Dosen, mata kuliah yang penulis minta pun di-ACC.
3. Bebas Makan di Area Perpustakaan
Kalau di tempat lain pada umumnya perpustakaan merupakan tempat yang steril. Baik steril dari kebisingan, gangguan, maupun makanan. Tapi hal-hal tersebut tak berlaku di area perpustakaan Kampus Tercinta IISIP Jakarta. Penulis menilai perpustakaan di kampus ini menjadi perpustakaan terbaik karena membolehkan mahasiswanya membawa makanan. Bahkan tak jarang ada yang membaca buku sambil makan siang di sana. Atau ada juga yang sambil minum kopi.
Perpustakaan IISIP menjadi yang terbaik karena bagi penulis kalau suasana terlalu tenang pun enggak baik. Justru ngantuk akan mudah menyerang. Kalau membaca buku sambil ngopi pasti jauh lebih asyik dan bisa konsen, kan?
4. Bisa Main PES di Area Perpustakaan
Hal ini enggak kalah seru nih! Tahu Pro Evolution Soccer atau yang biasa disingkat PES, kan? Nah, kamu bisa bebas bermain permainan tersebut di area perpustakaan kampus ini lho. Syaratnya cukup bawa laptop dan Joystick sendiri aja. Tapi bermainnya bukan di dalam perpustakaan, melainkan di sampingnya. Dan enaknya lagi, berhubung perpustakaannya berada di belakang area kampus, jadi nggak begitu banyak orang yang berlalulalang.
So, di area perpustakaan kamu juga bisa konsen bermain PES!
5. Bertemu Budi
Kalau satu ini ibarat ikon tersendiri bagi Kampus Tercinta IISIP Jakarta. Entah sudah sejak kapan seorang lelaki paruh baya bernama Budi ini ada di Kampus Tercinta IISIP Jakarta. Dan di sana, Budi bukan seorang dosen atau OB kampus, melainkan seorang mahasiswa abadi Kampus Tercinta IISIP Jakarta!
Tapi jangan salah sangka dulu. Cap mahasiswa abadi yang disandang Budi ini bukan karena dia jadi mahasiswa badung atau arogan, tapi karena dia ini seorang lelaki yang memiliki keterbelakangan mental. Tak jarang Budi ini juga masuk kelas untuk mengikuti perkuliahaan sebagaimana mahasiswa pada umumnya. Dan dosen-dosen Kampus Tercinta IISIP Jakarta pun enggak pernah mempermasalahkan itu. Lagi pula Budi enggak pernah berbuat onar.
Tapi, jangan sekali-sekali mengganggu Budi. Karena kalau sudah marah nanti kamu serba salah lho!
Nah, itu tadi 5 hal yang bisa menjadi kenangan tersendiri di Kampus Tercinta IISIP Jakarta ini. So, apa hal-hal ini juga ada di kampus kamu dulu?