Berikut Macam-macam Konjungsi, Kamu Harus Tahu!

Konjungsi merupakan kata hubung. Konjungsi biasanya dipakai untuk menghubungkan antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat.
Pentingnya mengetahui dan memahami tentang konjungsi adalah untuk menghubungkan kata atau kalimat secara tepat. Terkadang, penggunaan konjungsi yang tidak tepat membuat kalimat memiliki arti yang berbeda.
Macam-macam konjungsi
1. Konjungsi aditif
Konjungsi aditif adalah kata hubung yang berfungsi menggabungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat dengan kedudukan yang sederajat. Contoh konjungsi aditif adalah "dan", "lagi pula", dan "serta".
Contoh kalimat:
Linda dan Rina sedang mengerjakan tugas matematika.
2. Konjungsi pertentangan
Konjungsi pertentangan merupakan kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat, tetapi bertentangan. Contoh konjungsi pertentangan adalah "tetapi", "melainkan", "sebaliknya", "sedangkan", serta "namun".
Contoh kalimat:
Menurut Lian, buah semangka lebih enak dibandingkan buah melon. Sebaliknya, menurut Aceng, buah melon lebih enak dibandingkan semangka.
3. Konjungsi disjungtif
Konjungsi disjungtif ialah kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih. Contoh konjungsi disjungtif adalah "atau", "maupun", dan "entah".
Contoh kalimat:
Juan bingung memilih antara sepak bola, voli, atau basket sebagai ekskul yang akan ia ikuti.
4. Konjungsi waktu
Konjungsi waktu berfungsi menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa, baik yang sederajat atau tidak sederajat. Contoh konjungsi waktu adalah "apabila", "bila", "hingga", "ketika", "sambil", "sebelum", "sampai", "sejak", "selama", "sementara", "setelah", serta "sesudah".
Contoh:
Deni bermain ponsel ketika guru sedang menerangkan materi.
5. Konjungsi final
Konjungsi final berfungsi menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa atau tindakan. Contoh konjungsi final adalah "supaya", "guna", "untuk", "agar".
Contoh kalimat:
Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahpahaman di antara warga sekitar.
6. Konjungsi kausal
Konjungsi kausal fungsinya menjelaskan penyebab suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Contoh konjungsi kausal adalah "sebab", "sebab itu", "karena", dan "karena itu".
Contoh kalimat:
Thalia menangis sebab karyanya tidak lolos sampai ke babak final.
7. Konjungsi konsekutif
Konjungsi ini berfungsi menjelaskan akibat suatu peristiwa atau kejadian tertentu. Contoh konjungsi konsekutif adalah "sehingga", "sampai", dan "akibatnya".
Contoh kalimat:
Jamal terlalu memaksakan diri untuk terus berlatih, akibatnya ia mengalami cedera.
8. Konjungsi kondisional
Fungsi konjungsi kondisional adalah menjelaskan syarat-syarat pada suatu hal yang bisa terjadi. Contoh konjungsi kondisional adalah "jika", "bila", "jikalau", "apabila", "asalkan", "kalau", serta "bilamana".
Contoh kalimat:
Reyhan akan menangis jika tidak dibacakan dongeng ketika ia hendak tidur.
9. Konjungsi tak bersyarat
Fungsi konjungsi tak bersyarat menjelaskan bahwa suatu hal bisa terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Contoh konjungsi tak bersyarat adalah "walaupun", "meskipun", dan "biarpun".
Contoh:
Naraya tetap diizinkan masuk kelas walaupun ia terlambat 20 menit.
10. Konjungsi perbandingan
Konjungsi perbandingan fungsinya membandingkan dua hal tertentu. Contoh konjungsi perbandingan adalah "sebagaimana", "seperti", "bagai", "bagaikan", "seakan-akan", "ibarat", dan "daripada".
Contoh kalimat:
Deri dan Juan terus saja bertengkar bagaikan kucing dan anjing.
Itulah macam-macam konjungsi yang perlu kamu ketahui! Pemahaman terhadap konjungsi sangat berguna ketika hendak menulis kalimat untuk membuat cerpen, makalah, bahkan jurnal.