IDN Times Xplore/Tim DIVA_SMAN 17 Jakarta
Kondisi bumi saat ini sangat mengkhawatirkan. Kenaikan suhu global yang signifikan, peningkatan emisi gas rumah kaca, serta dampak perubahan iklim menjadi tantangan nyata yang tidak dapat dianggap sekadar wacana. Fenomena seperti polusi udara, pembakaran terbuka, ancaman kelangkaan biodiversitas, hingga meningkatnya frekuensi bencana alam menunjukkan bahwa bumi benar-benar membutuhkan pertolongan.
Dikutip dari www.kompas.id oleh Ahmad Arif “Situasi Bumi Terkini dan Sinyal Bahaya untuk Masa Depan” laporan iklim dunia yang dipantau dari darat, laut, hingga luar angkasa juga memperlihatkan kondisi bumi yang semakin memprihatinkan. Direktur NCEI, Derek Arndt, pada tahun 2022 menyatakan bahwa laporan tersebut merupakan upaya internasional untuk memahami iklim global, sekaligus menjadi pemeriksaan fisik tahunan bagi sistem bumi. Data yang dikumpulkan menunjukkan adanya perubahan ekstrem yang semakin jelas di tengah pemanasan global.
Salah satu temuan penting dari laporan internasional ini adalah konsentrasi gas rumah kaca yang mencapai rekor tertinggi. Karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O) terus meningkat, ditambah dengan gas buatan manusia seperti hidrofluorokarbon (HFC), perfluorocarbon (PFC), sulfur heksa fluorida (SF6), dan klorofluorokarbon (CFC). Kondisi ini menunjukkan bahwa aktivitas manusia menjadi faktor dominan yang memperparah pemanasan global.
Situasi ini tidak dapat kita abaikan, sehingga menuntut kesadaran dari generasi muda. Sadarkah kita akan kondisi tersebut? Generasi muda seharusnya membuka mata dan lebih peduli terhadap bumi. Dengan perkembangan teknologi dan media digital, kepedulian dapat menjadi gerakan bersama untuk menyebarkan informasi dengan cepat dan luas. Sebagai pelajar, tanggung jawab kita bukan hanya belajar di kelas, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan. Caranya dapat dilakukan dengan gaya hidup berkelanjutan, seperti menghemat energi dan air, mengurangi sampah melalui 3R (Reduce, Reuse, Recycle), memilih transportasi ramah lingkungan, serta ikut dalam kegiatan penghijauan dan kampanye lingkungan. Kita juga dapat mengusulkan program di sekolah untuk mengedukasi seluruh warga sekolah agar kesadaran lingkungan semakin meningkat.
Jika upaya-upaya kecil ini dijalankan dengan konsisten, kualitas lingkungan akan perlahan meningkat dan membawa dampak positif, tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup. Namun, realita saat ini menunjukkan bahwa bumi justru semakin memprihatinkan, mulai dari kenaikan suhu global, peningkatan emisi gas rumah kaca, perubahan iklim, hingga kelangkaan biodiversitas. Padahal, lingkungan yang sehat akan mendukung keberlangsungan hidup generasi mendatang. Dengan demikian, menjaga dan melestarikan lingkungan bukan hanya sekadar pilihan, melainkan komitmen dan tanggung jawab bersama. Dari langkah kecil yang kita lakukan hari ini hingga gerakan besar yang tercipta di hari esok, semua bermula dari kita—untuk semesta.