Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times Xplore
IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Halo teman-teman semua! Perkenalkan kami tim Chrysalis dari SMA BOPKRI 1 Yogyakarta. Pernahkah kamu membayangkan proses ulat menjadi kupu-kupu? Memang awalnya ulat sangat berbanding terbalik dengan kupu-kupu, jelas sangat beda dari penampilan. Tapi ternyata bumi kita sedikit banyak mirip dengan metamorfosis kupu-kupu lho! Seperti ulat yang tanpa bantuan alam tidak akan memiliki sayap dan menjadi kupu-kupu yang indah, bumi tidak akan indah jika tidak kita bantu. Padahal bumi bernafas untuk kita, bukan untuk dirinya sendiri. Maka dari itu, coba intip mading kami untuk menjadi support system bumi deh!

 

Tim Redaksi kami terdiri dari:

  • Guru pendamping         : Anita Krisnandari, S.Pd., M.M.   

  • Penulis                              : Aristides Mahardika Permana, Syalom Nooritha Putri Aronds, Daniel Tobias Bimantoro, Joanna Kiandriva Cindarwulan

  • Desainer visual                  : Gabrielia Anjeli Setyadi

  • Fotografer dan videografer : Jovelin Limawan Seputro

 

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Di ujung sehelai daun terkadang tersembunyi telur-telur kecil yang hampir tak terlihat, bahkan nyaris terlupakan. Dari sanalah lahir seekor ulat yang dianggap merugikan karena kebiasaan menggerogoti daun dan mengganggu kehidupan lain di sekitarnya. Namun, justru melalui proses pertumbuhan inilah, telur yang sederhana dan ulat yang selalu dianggap hama dapat berubah menjadi kupu-kupu indah pembawa warna dan kehidupan bagi alam. 

Begitu pula dengan upaya manusia dalam melestarikan lingkungan. Awalnya cuma melalui langkah-langkah kecil yang kadang tak dianggap penting, tapi punya potensi besar. Misalnya, membawa botol minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik, mematikan lampu saat tidak dipakai, ataupun memilih transportasi umum. Namun di tengah-tengah proses itu, kita seringkali bertemu dengan tantangan-tantangan seperti rendahnya kesadaran masyarakat, kebiasaan buruk yang sudah mengakar di diri kita, maupun godaan untuk mengambil jalan pintas yang lebih mudah tapi merugikan lingkungan. Jika kita berhasil melawan tantangan ini, tentu suatu saat langkah-langkah kecil tadi akan berbuah menjadi hal yang jauh lebih indah dan dapat membawa dampak positif bagi diri sendiri, orang sekitar, maupun lingkungan sekitar.

Saat ini, dunia sedang menghadapi banyak sekali krisis lingkungan global, mulai dari perubahan iklim, pencemaran air dan udara, serta hilangnya keanekaragaman hayati. Tantangan terbesar tentu saja datang dari manusia itu sendiri. Banyak yang belum memiliki kesadaran akan isu-isu global ini, atau bahkan sudah ada yang menyadari tapi enggan mengambil tindakan apapun. Mereka memilih untuk meremehkan hal tersebut dan terus menunda, sehingga muncullah konsekuensi yang lebih berat seperti banjir, kekeringan, dan bencana alam lainnya. Sama halnya dengan seekor ulat yang sebenarnya ‘tahu’ bahwa kebiasaan menggerogoti daun itu hanya menguntungkan diri sendiri dan malah merugikan orang sekitar tetapi tetap saja selalu melakukan kebiasaan tersebut. Pada akhirnya, ia pun dibasmi oleh pestisida sebelum sempat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. 

Di tengah isu-isu global yang terus melanda bumi, generasi muda hadir menjadi harapan baru dengan energi yang melimpah, kreativitas tanpa batas, serta akses teknologi yang jauh lebih luas. Dengan berbagai kekuatan ini, generasi muda tak hanya mampu menyelesaikan masalah-masalah ini, tapi juga dapat membentuk masa depan menuju dunia yang lebih ‘hijau’. Bagaikan kupu-kupu yang dapat terbang tinggi, memberikan kehidupan bagi bunga-bunga di sekitarnya. Generasi muda tentu saja dapat menjadi eco-warrior atau pahlawan lingkungan dengan ide-ide dan inovasi cemerlang mereka!

Menjadi seorang eco-warrior bukan hanya tentang trend gaya hidup ‘hijau’, biar kelihatan keren di media sosial. Eco-warrior adalah individu atau kelompok yang memperjuangkan dan mengambil peran aktif dalam menjaga kelestarian bumi dengan memadukan kesadaran, aksi, dan inovasi. Layaknya kupu-kupu yang memulai hidup dari telur kecil, eco-warrior sejati juga memulai dari langkah sederhana yang perlahan berkembang menjadi gerakan yang memberikan perubahan besar.

Seorang eco-warrior tidak hanya mengatakan “ayo buang sampah pada tempatnya!” tapi dimulai dari mengajak, menginspirasi, dan memberikan contoh nyata tentang aksi ramah lingkungan seperti, menanam pohon di sekitar lingkungan sekolah maupun rumah, menggunakan kembali barang lama (reuse) atau mengubah barang lama, menjadi barang baru (upcycle), serta memberikan banyak informasi positif terkait tips and trick mengurangi sampah plastik. Intinya, eco-warrior bukan hanya berbicara tentang masalah, tetapi juga menciptakan solusi. 

Dua sayap utama eco-warrior adalah edukasi dan teknologi. Edukasi itu ibarat langkah awal ketika telur menetas, lalu membuka mata untuk pertama kalinya, memunculkan rasa ingin tahu, sehingga muncullah kesadaran akan keberadaannya di dunia. Edukasi mengubah persepsi bahwa lingkungan adalah urusan orang lain menjadi kesadaran bahwa kita semua bagian untuk menemukan solusi dari isu permasalahan lingkungan yang ada. Sementara itu, teknologi adalah sayap yang dapat membawa kita terbang jauh melesat untuk menjangkau lebih banyak orang. 

Namun, kesadaran saja tidak cukup. Tantangan yang paling besar adalah “gimana caranya mengubah pola pikir pasif jadi aktif?” Di sinilah kita memanfaatkan FOMO (Fear of Missing Out) untuk tujuan positif. Alih-alih kita FOMO soal tren konsumtif, kita bisa buat tren ‘hijau’ yang bikin orang-orang ikut serta karena takut bakal ketinggalan. Layaknya kupu-kupu yang aktif mencari nektar dari bunga untuk terus bertahan hidup, kita pun juga harus aktif mencari cara untuk berkontribusi. Misalnya, tren membawa tumbler unik ke sekolah ataupun tren strava yang membuat orang berlomba-lomba memposting rute lari dan bersepeda.

Teknologi memainkan peran kunci dalam memudahkan aksi ini. Kita tidak perlu menunggu inovasi yang akan datang di masa depan, saat ini sudah banyak solusi yang tersedia dan tinggal dimanfaatkan. Di Yogyakarta misalnya, sudah ada bus listrik yang bebas emisi sebagai alternatif transportasi umum yang ramah lingkungan. Layanan bajaj listrik Maxride pun memberikan pilihan perjalanan jarak dekat yang hemat energi. Selain itu, penemuan water station yang sudah mulai dimanfaatkan di banyak sekolah dan ruang publik salah satunya adalah SMA BOPKRI 1 Yogyakarta (BOSA) untuk mengurangi kebutuhan air minum kemasan sekali pakai, sehingga membantu mengurangi limbah plastik. Inovasi-inovasi ini adalah wujud ‘sayap’ yang sudah terbentuk, siap membawa perubahan nyata.


 

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Setiap langkah-langkah kecil yang kita ambil hari ini merupakan benih yang akan tumbuh menjadi sesuatu yang lebih besar di masa depan. Dengan konsistensi dan kesabaran, tidak akan ada hal yang sia-sia, sebab konsistensi dapat merubah hal sesederhana apapun menjadi hal besar di kemudian hari. Dari tangan generasi muda dapat lahir sang eco-warrior yang mampu menyelamatkan lingkungan global dan sarana penghubung masyarakat dengan alam sekitar mereka. Perjalanan ini tak berbeda jauh dengan metamorfosis kupu-kupu, dari telur kecil, ulat yang selalu dipandang sebelah mata, hingga memasuki fase kepompong yaitu tanda kesabaran dan konsistensi, terbentuklah kupu-kupu dengan segala kecantikannya. 

As the chrysalis shelters its silent miracle, each small step awakens into butterflies, carrying wings destined to change the world.

Infografik

IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Bumi, planet tercinta kita, mengalami permasalahan limbah sampah yang semakin lama semakin besar. Timbunan sampah terus meningkat, sedangkan sampah-sampah yang terbuang mayoritas belum bisa dikelola, hanya dibiarkan saja di tempat pembuangan. Kita sebagai orang yang menempati bumi dan berkontribusi terhadap permasalahan sampah yang terus membesar ini harus beraksi menjadi eco-warrior, melakukan aksi-aksi kecil namun berdampak baik untuk lingkungan sekitar. Jadilah pahlawan, bukan hanya penonton.

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Hutan adalah paru-paru dunia. Namun, manusia dengan mudahnya memangkas yang mereka sebut sebagai paru-paru tempat tinggal mereka itu, baik untuk dibangun menjadi kawasan industri, perkotaan, perumahan, dan lain-lain. Menurut laporan Kementerian Kehutanan (Kemenkeu), angka deforestasi di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 175,4 ribu hektar, dari deforestasi bruto sebesar 216,2 ribu hektar dikurangi hasil reforestasi yang mencapai 40,8 ribu hektar. Ini adalah sebuah masalah serius dan perlu ada kesadaran dan tindakan dari semua pihak yang terlibat untuk mengurangi dampak dari deforestasi yang berlangsung ini. Pertamina adalah salah satu perusahaan yang aktif mengupayakan reforestasi di Indonesia. Sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina Foundation melakukan berbagai kegiatan menanam pepohonan dengan menanam lebih dari 3 juta pohon, dilansir dari Liputan 6.

Foto Bercerita: Behind the Scene

IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Foto di atas menunjukkan tim kami sedang berkumpul untuk membahas apa yang ingin ditulis di mading. Ketika memikirkan konsep mading ini, kami ingin membahas hal-hal kecil yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, namun memberikan dampak yang baik untuk alam. Hal-hal yang mungkin kecil dan remeh, tetapi jika dilakukan terus menerus akan mendatangkan kebaikan bagi alam. For your information, crysalis dalam bahasa Latin berarti kepompong.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/Crysalis_SMAS BOPKRI 1

Foto di atas menunjukkan tim kami sedang berkumpul untuk membahas apa yang ingin ditulis di mading. Ketika memikirkan konsep mading ini, kami ingin membahas hal-hal kecil yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, namun memberikan dampak yang baik untuk alam. Hal-hal yang mungkin kecil dan remeh, tetapi jika dilakukan terus menerus akan mendatangkan kebaikan bagi alam. For your information, crysalis dalam bahasa Latin berarti kepompon

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎