IDN Times Xplore/Girlshood_SMAN 1 CIMAHI
Secara tidak sadar, kita sebenarnya hidup di lingkungan yang perlahan-lahan mulai rusak. Segala aksi manusia dari hal-hal kecil seperti penggunaan air dan sabun berlebih, hingga hal-hal serius seperti membuang dan membakar sampah sembarangan, nyatanya sangat berdampak di kehidupan kita sehari-hari. Jika kita tidak segera membantu bumi kita untuk beregenerasi, maka akibat buruk akan berdampak pada manusia di masa mendatang.
Kita semua adalah Gen-Z yang tentunya masih ingin merasakan segarnya udara di hari esok. Tetapi, pernahkah kita memikirkan kualitas udara di masa depan? Apakah generasi kita selanjutnya masih bisa melihat pohon-pohon yang rindang? Semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu tergantung dari sikap kita di masa sekarang. Kita harus menyelamatkan bumi dimulai dari hal-hal kecil yang kita bisa. Sebagai Gen-Z, kita bisa memulainya dari sekolah, rumah kedua kita!
Melalui tema “Muda Beraksi! Selamatkan Bumi lewat Edukasi dan Teknologi”, diharapkan dapat mengajak Gen-Z untuk mengikuti jejak perjalanan dari sekolah berkelanjutan untuk masa depan yang lebih nyaman dan terjamin. Mulai dari lingkaran sosial terkecil yaitu diri kita dan teman-teman kita, hingga masuk ke lingkaran sosial yang lebih besar seperti rumah dan sekolah.
Active! Anak Muda Meregenerasi Lingkungan!
Pernah dengar kalimat Sekolah Berkelanjutan? Dikutip dari google.com, definisi sekolah berkelanjutan ialah lembaga pendidikan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam seluruh aspek operasionalnya, termasuk kurikulum, fasilitas, pengelolaan sumber daya, dan budaya sekolah.
Tujuan sekolah berkelanjutan ialah menciptakan lingkungan belajar yang ramah lingkungan, mempromosikan praktik yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, serta mendidik siswa menjadi pemimpin yang dapat mengatasi tantangan masa depan dan melindungi bumi ini.
Nah, demi mewujudkan sekolah berkelanjutan, kita perlu menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ada di sekolah kita. Yuk bahas lebih mendalam!
"Air adalah sumber kehidupan", setuju sama statement ini? Yup, air adalah sumber kehidupan segala aspek di bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan memerlukan air untuk bertahan hidup. But, jika air itu sendiri tercemar, makhluk hidup seperti kita akan jadi bagaimana, ya?
Data pencemaran air yang didapat dari World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia menunjukkan bahwa 82% sungai kritis dan tercemar (2019) serta 70% sumber air minum rumah tangga tercemar limbah tinja (2022). Pencemaran utamanya disebabkan oleh limbah domestik (termasuk tinja dan deterjen), limbah industri, dan limbah pertanian.
Langkah pencegahan yang bisa diterapkan generasi muda seperti kita sangatlah mudah. Saat kita sekolah, usahakan untuk selalu mengurangi produk yang berbahan dasar plastik. Saat menggunakan sabun untuk cuci tangan atau bahan kimia lainnya, pakai secukupnya saja dan jangan membuang bahan kimia berbahaya ke sumber air terdekat. For your info, beberapa limbah pabrik di luar sana juga menggunakan mesin Instalasi Pengolahan Air Limbah atau disingkat IPAL untuk membuang limbah berskala besar. Dari pabriknya saja sudah sehati-hati itu dalam membuang limbah, jangan sampai kita justru terlalu menyepelekannya ya, Sob!
Dalam pelajaran geografi, kita pernah belajar soal infiltrasi, yaitu proses masuknya air dari permukaan tanah ke dalam tanah melalui pori-pori dan celah-celah kecil yang kemudian membentuk cadangan air tanah dan menyediakan kelembapan bagi tanaman. Hal ini sangat penting untuk keberlanjutan hidup dan memiliki segudang manfaat, seperti menyediakan air di musim kemarau serta mencegah banjir.
Cara memelihara air tanah ini cukup banyak, salah satunya adalah dengan mencegah penyegelan permukaan dan memperbaiki struktur tanah melalui perkembangan akar. Kemudian, ada juga penambahan bahan organik, termasuk sisa tanaman dan humus, peningkatan struktur tanah, stabilitas agregat, dan kapasitas penyimpanan air. Wah, kalau diimplementasikan di sekolah, kelihatannya rumit juga ya, Sob! Tetapi tenang saja, kami juga akan kasih tahu cara simpelnya.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, memperbaiki struktur tanah melalui perkembangan akar adalah salah satu cara yang bisa kita lakukan. Simpelnya, ini adalah praktik penanaman tanaman. Jadi, kalau di sekolahmu ada program reboisasi kecil-kecilan, jangan lupa ikut ya, Sob! Akar tanaman dapat membantu menggemburkan dan memperbaiki struktur tanah, sehingga air dapat lebih mudah mengalir ke dalam tanah. Selain itu, penambahan bahan organik bisa dilakukan dengan pemberian pupuk tanaman secara berkala. Kalau di sekolahmu belum ada program ini, mungkin sudah saatnya kamu menjadi pencetusnya!
Remaja sering banget disebut sebagai generasi yang paling konsumtif. Jajan, nongkrong, belanja online, dll. Hampir setiap kegiatan remaja itu menyisakan sampah. Kalau enggak segera dipedulikan, dampaknya bisa sangat serius. Misalnya saja, bencana banjir, pencemaran laut yang penuh dengan plastik, sampai bisa merembet ke pencemaran udara lewat pembakaran sampah.
Sampah pada dasarnya terbagi menjadi dua, dan masing-masingnya memiliki manfaat tersendiri, loh! Misalnya, sampah organik. Sampah ini gampang membusuk karena berasal dari makhluk hidup. Contohnya, kulit buah, sisa sayur, atau daun kering. Jangan salah! Sampah organik bisa jadi pupuk kompos yang bermanfaat banget buat tanaman loh, Sob!
Nah yang kedua, ada sampah non-organik. Beda dengan sampah organik, jenis yang ini justru susah terurai. Contohnya plastik, kaca, atau kaleng. Masalahnya, sampah non-organik ini bisa bertahan ratusan tahun loh, Sob! Makanya, kita perlu banget nih buat melakukan reduce, reuse, dan recycle, termasuk di sekolah kita. Kita bisa bikin perubahan besar dalam permasalahan ini dengan langkah-langkah yang sederhana, seperti memisahkan sampah, membawa tumbler ke sekolah, atau memakai ulang barang lama.