IDN Times Xplore/Shiromidori_SMA Nasima Semarang
Mengatasi hal ini, dilansir melalui laman resmi Community Forest Ecosystem Service (CFES), PBB telah menyoroti tiga pergeseran pasar utama demi mengurangi sampah plastik pada tahun 2040 hingga 80%. Di antaranya; Reuse (penggunaan ulang), recycle (daur ulang), reorient & diversity (alih serta diversifikasi pangan). Tiga hal ini dipercaya dapat menjadi strategi bisnis alternatif yang dapat mengurangi persentase sampah plastik secara global.
Sekolah Nasima sendiri sudah menerapkan “Gerantik” alias Gerakan Anti Plastik. Kami tidak memiliki kantin dengan tujuan meminimalisir sampah plastik di sekolah. Para siswa diharuskan membawa bekal dan tumbler sendiri dari rumah. Hal ini didukung oleh nilai inti “NASIMA YES” (Nasionalis, Agamais, Santun komunikatif, Integritas kuat, Makmur berkelimpahan, Aktif bekerja sama, Yakin terbaik, Siap bertanggung jawab), terutama nilai aktif bekerja sama dan siap bertanggung jawab. Warga sekolah secara bersama-sama mengurangi sampah plastik dan bertanggung jawab atas lingkungan sekitar. Para siswa juga dikuatkan ketika pembelajaran untuk tidak membeli jajan sembarangan dan menyumbang sampah plastik di sekitar. Kami makan bersama di ruang makan yang sudah tersedia setiap jam makan siang. Selain untuk mengurangi sampah plastik, kami melaksanakan makan bersama untuk mempererat rasa kekeluargaan dan pertemanan.
Masalah mengenai plastik sudah menjadi hal yang parah. Kurangnya kesadaran masyarakat masih menjadi halangan bagi “bahan-bahan alternatif” ini. Begitu juga kurangnya pendistribusian kantong kertas di Indonesia untuk perusahaan-perusahaan besar. Namun, sebagian masyarakat mulai menyadari dampak buruk penggunaan plastik bagi alam. Mereka mulai menggunakan bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk menggantikan plastik.
Seperti sedotan besi yang tentunya menjadi pengganti sedotan plastik; tas kain dan kantong kertas menggantikan kantong kresek yang selama ini kita gunakan; dan sebagainya yang berbahan dasar organik. Bahan-bahan alami yang menjadi pengganti plastik akan lebih mudah terurai. Ada pula wadah makanan yang semula menggunakan styrofoam digantikan dengan yang berbahan dasar kertas dan peralatan makan yang terbuat dari kayu. Terdapat pula cara-cara lainnya yang dapat melestarikan lingkungan. Contohnya menghemat energi, memanfaatkan produk yang dapat digunakan kembali, memilah sampah, mengedukasi diri dan masyarakat, menggunakan kendaraan umum untuk meminimalisir polusi udara, menanam tanaman, dan masih banyak lagi.
Sampah plastik telah menjadi masalah serius bagi kelestarian dan lingkungan hidup. Penggunaan plastik sekali pakai dapat menyebabkan pencemaran laut, udara, dan tanah serta membahayakan makhluk hidup di dalamnya. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sangat penting. Upaya kecil seperti gerakan anti plastik di Sekolah Nasima ini, atau kebiasaan membawa wadah sendiri, dapat memberikan dampak besar jika dilakukan bersama-sama. Dengan demikian, menjaga kebersihan dan kelestarian Bumi adalah tanggung jawab semua orang agar Bumi tetap indah dan layak dihuni.