Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta
IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Halo, sahabat hijau! Kami dari tim Daswara dari SMAN 8 Jakarta dengan penuh antusias mempersembahkan sebuah karya mading digital bertema “Eco-Warrior Mode: ON!” yang berkaitan dengan isu lingkungan dan sosial, serta langkah sederhana yang bisa dilakukan untuk menjaga bumi tetap sehat dan lestari.

Tim redaksi kami terdiri

• Guru pendamping: Wawan Setiawan, S.Si, M.Stat

• Penulis: Shafiya Hana Almeira, Quinsha Alayka Firsri, Thalita Alyaa Azahra

• Desainer visual: Fanya Juniarisha, Ikmal Radian Pratama

• ⁠Fotografer & Videografer: Ottmar Mifzal Ata Cakrawijaya

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Guys, sadar gak sih kalau bumi kita sekarang lagi dalam kondisi yang serius? Dari udara yang makin tercemar, lautan yang penuh plastik, sampai hutan yang terus menyusut, semua ini bukan sekadar isu global yang jauh dari kita, tapi nyata banget terjadi di Indonesia.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2025), Indonesia menghasilkan 56,6 juta ton sampah setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 juta ton atau 18% adalah sampah plastik. Yang bikin lebih mengkhawatirkan, hanya 39% yang berhasil dikelola dengan baik, sisanya berakhir di TPA, mencemari sungai, terbakar di udara terbuka, atau bahkan hanyut ke laut. Plastik yang masuk ke lautan bisa bertahan ratusan tahun, membahayakan hewan laut, rantai makanan, hingga balik lagi ke tubuh manusia dalam bentuk mikroplastik.

Kondisi ini jelas memperburuk kualitas hidup. Udara yang kita hirup makin tidak sehat, sumber air makin tercemar, dan iklim makin gak stabil. Kita udah sering dengar cuaca makin ekstrem, seperti hujan deras tiba-tiba, banjir bandang, atau panas yang menyengat. Semua itu adalah efek nyata dari kerusakan lingkungan yang kita biarkan.

Tapi, ada sisi positifnya juga. Masalah besar ini datang di era di mana generasi muda Indonesia sangat melek teknologi. Menurut survei APJII (2024), 79,5% penduduk Indonesia sudah menggunakan internet, dan mayoritasnya adalah anak muda. Artinya, ada kekuatan besar yang bisa kita manfaatkan: ruang digital sebagai sarana edukasi sekaligus gerakan sosial.

Edukasi digital bukan cuma sekadar menyebarkan informasi, tapi juga membangun kesadaran kolektif. Satu konten bisa menyebar ke ribuan bahkan jutaan orang dalam waktu singkat. Misalnya, video edukasi singkat di TikTok tentang bahaya plastik sekali pakai bisa viral dalam sehari. Atau infografis di Instagram tentang cara sederhana mengurangi sampah rumah tangga bisa di-share ribuan kali. Hal-hal kecil ini, kalau dilakukan konsisten, bisa menumbuhkan kesadaran baru di masyarakat.

Selain itu, ruang digital membuka peluang kolaborasi tanpa batas. Komunitas lingkungan bisa menggalang dukungan lewat kampanye online, bikin challenge seperti #AyoTanam atau #PilahSampah, hingga ngadain webinar atau kelas gratis tentang gaya hidup ramah lingkungan. Kreativitas anak muda dari bikin meme, video, podcast, sampai crowdfunding bisa jadi mesin gerakan yang nyata. Jadi, kalau ada yang bilang media sosial bikin anak muda pasif, faktanya justru sebaliknya lho! Kalau dimanfaatkan dengan benar, medsos bisa jadi senjata paling efektif buat menyelamatkan bumi.

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Dari semua data dan fakta tadi, jelas banget kalau edukasi digital adalah senjata penting untuk melawan krisis lingkungan. Internet memberi kita kekuatan menyebarkan informasi secara cepat, membangun kesadaran bersama, bahkan menggerakkan aksi nyata.

Sekarang tinggal pilihannya! Mau diam dan biarin bumi makin rusak, atau ikut turun tangan dengan cara yang dekat sama kehidupan kita sehari-hari? Dengan kreativitas tanpa batas, kita bisa mengubah teknologi dari sekadar hiburan jadi solusi. Mulai dari bikin konten sederhana, dukung kampanye hijau, sampai ikut aksi nyata yang lahir dari komunitas digital.

Slogan “Muda Beraksi! Selamatkan Bumi lewat Edukasi dan Teknologi” bukan sekadar kata-kata, tapi panggilan buat generasi kita. Anak muda Indonesia punya potensi jadi agen perubahan, bukan cuma buat sekarang, tapi juga buat masa depan. Yuk, kita buktiin kalau generasi ini bukan generasi rebahan, tapi generasi aksi yang peduli bumi!

Infografik

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Menjadi eco-warrior berarti berani mengambil langkah nyata untuk menjaga bumi, dimulai dari hal kecil di sekolah. Melalui Green School Project, siswa diajak membawa botol minum sendiri, memilah sampah, merawat tanaman kelas, hingga menghemat listrik dan air. Kebiasaan sederhana ini bukan hanya membuat lingkungan sekolah lebih bersih dan hijau, tapi juga melatih kita menjadi generasi yang peduli, efisien, dan ramah terhadap lingkungan.

Rubrik Diskusi — Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

“Energizing Green Future” menggambarkan upaya transisi menuju energi hijau demi masa depan yang berkelanjutan. Pemanfaatan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa menjadi langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil serta menekan dampak krisis iklim. Pertamina berperan sebagai motor penggerak dengan menghadirkan inovasi dan solusi energi yang lebih bersih, sekaligus memastikan ketahanan energi nasional tetap terjaga.

Rubrik Diskusi — Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Di sisi lain, keberhasilan transisi energi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada peran aktif masyarakat. Melalui penghematan energi, penggunaan teknologi hemat listrik, dan dukungan terhadap kebijakan ramah lingkungan, setiap individu dapat berkontribusi nyata. Dengan sinergi antara Pertamina, pemerintah, dan masyarakat, masa depan hijau yang bersih dan berkelanjutan bisa terwujud untuk generasi mendatang.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Foto Bercerita ini hadir sebagai potret perjalanan kami dalam mewujudkan mading digital bertema lingkungan. Setiap bidikan kamera menangkap suasana yang berbeda, mulai dari keseriusan saat merancang ide hingga kebersamaan yang terjalin dalam proses pengerjaan. Dari sana, terlihat bahwa sebuah karya tidak hanya tentang hasil akhirnya, tetapi juga tentang cerita yang tumbuh di balik prosesnya.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta

Bagi Tim Daswara, momen-momen ini adalah pengingat bahwa kerja sama dan semangat tidak pernah hilang meski tantangan datang silih berganti. Tawa, diskusi, dan usaha yang tersimpan dalam foto-foto ini menjadi energi yang membuat karya ini akhirnya terwujud. Inilah cerita kecil yang ingin kami bagikan, sebagai bagian dari perjalanan panjang yang penuh makna.

Sebagai penutup, mading digital ini menjadi wujud kepedulian kecil kami terhadap isu lingkungan yang semakin mendesak. Melalui tulisan, desain, dan visual yang tersaji, kami berharap pembaca tidak hanya mendapat informasi, tetapi juga berbuat nyata. Semoga karya sederhana ini bisa menjadi pengingat bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas individu, melainkan tanggung jawab bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team