IDN Times Xplore/Daswara_SMAN 8 Jakarta
Guys, sadar gak sih kalau bumi kita sekarang lagi dalam kondisi yang serius? Dari udara yang makin tercemar, lautan yang penuh plastik, sampai hutan yang terus menyusut, semua ini bukan sekadar isu global yang jauh dari kita, tapi nyata banget terjadi di Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2025), Indonesia menghasilkan 56,6 juta ton sampah setiap tahun. Dari jumlah itu, sekitar 10 juta ton atau 18% adalah sampah plastik. Yang bikin lebih mengkhawatirkan, hanya 39% yang berhasil dikelola dengan baik, sisanya berakhir di TPA, mencemari sungai, terbakar di udara terbuka, atau bahkan hanyut ke laut. Plastik yang masuk ke lautan bisa bertahan ratusan tahun, membahayakan hewan laut, rantai makanan, hingga balik lagi ke tubuh manusia dalam bentuk mikroplastik.
Kondisi ini jelas memperburuk kualitas hidup. Udara yang kita hirup makin tidak sehat, sumber air makin tercemar, dan iklim makin gak stabil. Kita udah sering dengar cuaca makin ekstrem, seperti hujan deras tiba-tiba, banjir bandang, atau panas yang menyengat. Semua itu adalah efek nyata dari kerusakan lingkungan yang kita biarkan.
Tapi, ada sisi positifnya juga. Masalah besar ini datang di era di mana generasi muda Indonesia sangat melek teknologi. Menurut survei APJII (2024), 79,5% penduduk Indonesia sudah menggunakan internet, dan mayoritasnya adalah anak muda. Artinya, ada kekuatan besar yang bisa kita manfaatkan: ruang digital sebagai sarana edukasi sekaligus gerakan sosial.
Edukasi digital bukan cuma sekadar menyebarkan informasi, tapi juga membangun kesadaran kolektif. Satu konten bisa menyebar ke ribuan bahkan jutaan orang dalam waktu singkat. Misalnya, video edukasi singkat di TikTok tentang bahaya plastik sekali pakai bisa viral dalam sehari. Atau infografis di Instagram tentang cara sederhana mengurangi sampah rumah tangga bisa di-share ribuan kali. Hal-hal kecil ini, kalau dilakukan konsisten, bisa menumbuhkan kesadaran baru di masyarakat.
Selain itu, ruang digital membuka peluang kolaborasi tanpa batas. Komunitas lingkungan bisa menggalang dukungan lewat kampanye online, bikin challenge seperti #AyoTanam atau #PilahSampah, hingga ngadain webinar atau kelas gratis tentang gaya hidup ramah lingkungan. Kreativitas anak muda dari bikin meme, video, podcast, sampai crowdfunding bisa jadi mesin gerakan yang nyata. Jadi, kalau ada yang bilang media sosial bikin anak muda pasif, faktanya justru sebaliknya lho! Kalau dimanfaatkan dengan benar, medsos bisa jadi senjata paling efektif buat menyelamatkan bumi.