[ESSAI] LATAR BELAKANG : SAMPAH ITU MASALAH?
Sampah adalah sisa hasil penggunaan produk yang dilakukan oleh masyarakat. Sampah merupakan masalah yang sampai sekarang tidak menemukan titik jelas atas penguraian serta penumpukan yang terjadi di lingkungan. Setiap harinya, jumlah sampah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang semakin meningkat seiring pertumbuhan populasi dan tingginya. permintaan kebutuhan. Hal ini diperburuk oleh keterbatasan sarana prasarana dan kapasitas pembuangan sampah terakhir yang menyebabkan sampah menumpuk di area sekitar masyarakat.
Rata-rata sampah yang dihasilkan Indonesia pertahun mencapai 69,7 juta ton, pada tahun 2023. Menurut databox, sekitar 34,76% dari total sampah yang dihasilkan dan tidak terkelola yang setara dengan 10,77 juta ton. Itu disebabkan karena kurangnya infrastuktur pengelolaan sampah yang tidak memadai. Dengan hampir 65% sampah yang ada merupakan sampah plastik. Sampah plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai seutuhnya.
Kasus nyata yang sempat diunggah oleh pengguna media sosial dengan akun Twitter @selfeearu. Pada foto yang dibagikan, diperlihatkan foto kemasan Mie Instan yang ditemukan di pinggir pantai.
"Agustus nanti Indonesia akan berumur 74 Tahun. Namun, pagi ini saya menemukan bungkus Indomie yang bertuliskan dirgahayu Indonesta ke-35. Saya merenung sejenak, karena perbedaannya 19 tahun. Jadi bungkus ini terombang-ambing di Laut sampai hanyut ke bibir Pantai selama 19 tahun."
Solusi termudah untuk mengurangi sampah Plastik ialah dengan Daur Ulang. Dengan Daur Ulang, kita dapat mengurangi penumpukan limbah sampah. Hasil Daur Ulang dapat direalisasikan melalui kerajinan tangan yang mudah diolah tangan Masyarakat. Hasil kerajinan tangan tersebut, dapat mengembangkan kreativitas dan ekonomi lingkungan sekitar dengan cara berwirausaha. Ketika berbicara tentang pemanfaatan daur ulang sampah, kita tidak bisa lepas dari konsep 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle). Ketiga langkah ini adalah dasar utama mengelola sampah.
Langkah pertama dalam 3R adalah Reduce, yang berarti mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Hindari penggunaan barang sekali pakai seperti sedotan plastik, kantong plastik, atau peralatan makan plastik sekali pakai. Selain itu, belilah barang hanya sesuai kebutuhan untuk mengurangi konsumsi yang berlebihan. Langkah kedua adalah Reuse, yaitu menggunakan kembali barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan daripada langsung membuangnya. Misalnya, gunakan botol minum isi ulang daripada membeli air dalam kemasan plastik. Tahapan terakhir adalah Recycle, yaitu mengolah sampah yang sudah tidak terpakai menjadi barang baru yang bermanfaat. Mengutip dari laman The Global Ecobrick Alliance, Ecobrick merupakan solusi sederhana untuk mengatasi masalah plastik. Bahan-bahan yang dibutuhkan, yakni botol plastik dan plastik bekas, serta gagang kayu untuk memadatkan plastik.