Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Halo, Generasi Penyelamat Bumi!

Kami tim REALINE dari SMA NEGERI 3 MALANG dengan penuh semangat dan kepedulian menghadirkan karya mading yang mengangkat isu polusi udara. Melalui inovasi bus sekolah T.A.P. (TAHU, AKSI, PEDULI) dengan fitur yang praktis, kami ingin memudahkan perjalanan pelajar sekaligus mendorong kebiasaan naik bus sekolah sebagai langkah kecil menuju udara yang lebih bersih.

Dengan semangat kolaborasi, tim redaksi kami terdiri dari:

  • Guru pendamping: Meananing Windi Astuti, S.Pd

  • Penulis: Samita Raras Windria Hadi, Wyke Amelya Prastica Sari, Hana Naurah Athaya

  • Desainer Visual: Tiara Wildan Kamil

  • Fotografer: Dzaky Sakti Wibawa

  • Videografer: Hasmo Aufaryan Akmal

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Masalah yang Dekat dengan Kita

Pagi yang seharusnya semangat buat berangkat sekolah, ini malah bikin malas, bukan cuma karena ngantuk, tapi karena polusi. Baru keluar rumah saja udah disambut asap kendaraan. Jalanan penuh debu, bikin rambut yang udah dirapikan malah kusut lagi. Seragam sekolah yang niatnya ingin keliatan bersih, malah jadi kotor. Yang bikin makin kesal, harusnya pagi itu identik sama udara segar biar semangat, tapi yang kita dapat justru langit abu-abu penuh asap, dada sesak, dan wajah kusam sebelum sampai kelas. Jadi, gimana mau belajar dengan fresh kalau dari berangkat saja udah kucel, capek, dan rasanya kayak dapet “oleh-oleh” asap dari jalanan?

Dan ternyata, pengalaman kayak gini bukan cuma kita yang rasain. Banyak orang juga menghadapi hal serupa, bahkan yang lebih rentan, mulai dari anak-anak, orang tua, sampai teman-teman disabilitas. Tapi, di antara kelompok rentan itu, kita sebagai pelajar juga termasuk yang perlu diperhatikan. Aktivitas luar ruangan seperti olahraga, ekstrakurikuler, atau sekadar nunggu jemputan bikin kita tanpa sadar menghirup polusi lebih banyak.

Menurut catatan World Health Organization (WHO) tahun 2018, 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara yang nggak layak. Hingga 2020, kondisi ini belum membaik karena polusi udara di dunia masih gagal memenuhi pedoman WHO. Akibatnya, lebih dari 7 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit yang dipicu polusi udara, seperti stroke, kanker paru-paru, dan penyakit jantung. Artinya, hampir seluruh populasi dunia setiap hari terpapar udara yang berbahaya bagi kesehatan. Dan masalahnya bukan sekadar udara kotor yang jadi penyebab sesak napas, tapi efek jangka panjangnya yang merusak kesehatan, menurunkan kualitas hidup, merusak perkembangan otak anak, dan parahnya memperpendek harapan hidup.

Di Indonesia sendiri, terutama kawasan perkotaan seperti Jabodetabek, transportasi jadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara. “Penyumbang polusi terbesar di Jabodetabek adalah kendaraan atau transportasi,” kata Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, seperti dikutip IDN Times. Pernyataan ini diperkuat dengan data bahwa sektor transportasi menyumbang 44% dari total polusi udara, lebih besar dibanding industri energi 31%, perumahan 14%, manufaktur industri 10%, serta komersial 1%. Angka pada transportasi tersebut nggak hanya untuk kendaraan besar seperti truk, tapi juga dari kebiasaan kita menggunakan kendaraan bermotor untuk aktivitas jarak dekat daripada jalan kaki. Kebiasaan kecil inilah yang telah jadi salah satu penyebab utama memburuknya kualitas udara.

Tanpa disadari, rutinitas yang kita anggap praktis justru menambah beban lingkungan. Mau ke warung depan gang atau sekadar ambil barang di rumah teman yang cuma berjarak beberapa ratus meter, motor selalu jadi pilihan. Tapi, kalau jarak segitu saja pakai motor, bukankah kita ikut memperparah polusi? Padahal, perjalanan itu bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Mudah, sehat, dan tanpa emisi.

Tapi tentu saja, nggak semua tujuan bisa dijangkau dengan berjalan kaki, apalagi bagi kita pelajar yang harus menempuh jarak cukup jauh menuju sekolah setiap harinya. Di sinilah peran transportasi bersama seperti bus sekolah menjadi sangat penting. Di Beberapa kota besar, pemerintah udah menyediakan bus sekolah gratis di beberapa titik. Sebagai pelajar, kita punya pilihan; mengulang kebiasaan lama dengan kendaraan pribadi atau mencoba solusi yang lebih sehat dan ramah lingkungan lewat fasilitas bus sekolah ini.

Namun, meskipun penggunaan bus sekolah mulai digalakkan di berbagai daerah dan bahkan udah cukup banyak peminatnya, masih ada kendala yang membuat layanan ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu tantangan utamanya adalah minimnya akses informasi yang memadai. Banyak pelajar dan orang tua belum mengetahui rute lengkap, jadwal keberangkatan, hingga prosedur naik turun bus. Hal-hal yang membingungkan ini seringkali menimbulkan kekhawatiran dan berakhir memilih kendaraan pribadi karena dianggap lebih praktis. Padahal satu bus bisa menampung hingga 40 pelajar sekaligus. Itu artinya, 40 kendaraan nggak perlu memenuhi jalan dan mencemari udara tiap harinya. Bayangkan jika satu sekolah memaksimalkan penggunaan bus sekolah, betapa besar dampaknya bagi lingkungan sekitar. 

Saat Teknologi Ikut Menyelamatkan Bumi

Sebagai upaya untuk mengatasi kekhawatiran, perlu dikembangkan sebuah aplikasi dan website khusus untuk layanan bus sekolah yang pastinya membutuhkan dukungan pemerintah, kami beri nama dia T.A.P. (Tahu, Aksi, Peduli). Prosedur penggunaannya dimulai saat pelajar naik bus lalu melakukan tap kartu pada mesin yang tersedia dan secara otomatis mengaktifkan fitur live tracking yang dapat diakses melalui aplikasi, sehingga orang tua bisa memantau perjalanan anaknya. Di dalam aplikasi ini juga tersedia informasi lengkap terkait rute, jadwal keberangkatan, serta fitur rating supir, sebagai bahan evaluasi bagi pemerintah untuk memastikan layanan berjalan sesuai standar. Menariknya, setelah turun dari bus, pelajar akan menerima ucapan terima kasih sebagai pengingat telah ikut menyelamatkan bumi dari polusi udara dan mendukung upaya pelestarian lingkungan.

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Polusi udara adalah tantangan global yang dampaknya kita rasakan langsung setiap hari. Bukan hanya soal lingkungan, tapi juga soal kesehatan, kenyamanan, dan masa depan, terutama bagi kita pelajar yang tiap harinya berkegiatan di luar ruangan. Debu jalanan, asap kendaraan, dan emisi knalpot jadi “teman tak diundang” setiap kali berangkat ke sekolah.

Di tengah situasi ini, keberadaan bus sekolah sebenarnya bisa menjadi solusi sederhana tapi berdampak besar. Sayangnya, belum semua pelajar bisa memanfaatkannya secara optimal. Karena itulah, inovasi seperti aplikasi dan website T.A.P. (Tahu, Aksi, Peduli) hadir, bukan hanya sebagai teknologi, melainkan tentang bagaimana mempermudah akses dan penggunaan fasilitas bus sekolah secara efektif?

Namun, tetap saja, kesadaran dari kita sebagai pelajar akan menjadi kunci utama, tetap nyaman dengan kendaraan pribadi, atau mulai peduli dengan dampak yang kita tinggalkan saat ini. Polusi udara bukan masalah orang lain, ini tanggung jawab kita bersama. Dengan memilih transportasi bersama dan memanfaatkan T.A.P. kita turut mengurangi emisi, menjaga kesehatan, dan memberi ruang bagi bumi untuk bernapas lebih lega. Bahkan, kita bisa berangkat ke sekolah tanpa harus menutup hidung atau khawatir seragam kotor karena asap dan debu. Jadi, ayo kita mulai hari ini untuk diri sendiri, orang lain, dan untuk masa depan yang lebih baik!


Infografik

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Infografik “Tekan Emisi, Selamatkan Generasi" mengajak kita semua menyadari bahwa asap kendaraan adalah salah satu penyumbang terbesar emisi dan menjadi penyebab turunnya kualitas udara. Melalui hasil survei, masih banyak pelajar yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor dibandingkan transportasi bersama seperti bus sekolah. Bayangkan jika 40 pelajar dapat menggunakan bus sekolah sebagai kendaraan utama, maka kendaraan pribadi dan emisi kendaraan ini pun akan berkurang. Dengan langkah kecil ini, kita ikut mengurangi jejak emisi dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk masa depan.

Rubrik Diskusi—Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Wah, ternyata Pertamina juga ambil bagian penting lho! Melalui berbagai program seperti Net Zero Emission (NZE), mereka melakukan gerakan peduli terhadap lingkungan. Kita pun bisa ikut andil dengan langkah sederhana, seperti menanam pohon dan mencoba beralih ke kendaraan ramah lingkungan. Dengan aksi nyata yang kita lakukan bersama-sama, kita bisa mengurangi jejak emisi, memperbaiki kualitas udara, dan menyelamatkan bumi untuk generasi mendatang.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

"REALINE BERCERITA LEWAT LENSA"

Lebih dari sekedar judul, inilah cerita kami dibalik layar. Ada tawa, kerja keras tim, dan semangat untuk terus berkarya. Melalui karya ini kami berharap akan menjadi inspirasi dan semangat untuk generasi berikutnya untuk ikut andil menyelamatkan bumi.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Cerita ini dimulai setelah kami mengikuti Technical Meeting Lomba Mading IDN Times 2025. Berawal dari ide-ide sederhana tiap anggota tim, kami merangkainya menjadi satu tema yang relevan dengan kondisi saat ini, yaitu polusi udara. Itulah yang menjadi dasar terbentuknya perjalanan kami.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Dengan konsep yang matang, setiap anggota tim langsung bergerak sesuai tugas masing-masing. Ada yang menulis esai, menyiapkan materi infografis dan rubrik diskusi, mendokumentasikan foto serta video, hingga merancang ilustrasi mading. Semua proses dilakukan dengan kerja sama dan saling membantu sehingga karya yang dihasilkan pun maksimal.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Perjalanan berlanjut ke sesi rekaman berikutnya. Setelah itu, proses dilanjutkan dengan editing Video Reels. Di tahap ini, potongan ide, visual, dan suara dirangkai hingga membentuk alur utuh yang melahirkan karya mading REALINE.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Melalui mading ini, Tim REALINE ingin menunjukkan bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari hal-hal kecil dan mudah dilakukan. Setiap langkah sederhana yang kita ambil adalah bukti nyata bahwa perubahan positif berawal dari lingkungan terdekat. Harapannya, karya ini dapat mendorong lebih banyak pelajar untuk peduli dan ikut bergerak menjaga bumi. Ayo kita mulai hari ini untuk diri sendiri, orang lain, dan untuk masa depan yang lebih baik!

GAME: TEKA-TEKI SILANG

IDN Times Xplore/REALINE_SMAN 3 MALANG

Setelah baca mading dari tim REALINE SMAN 3 MALANG. Sekarang waktunya buktikan seberapa paham kamu mengenai polusi! Yuk main game bareng kami, dengan mengisi teka-teki silang. Dijamin seru, asik, dan bikin kamu lebih peduli untuk menjaga bumi ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎