Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA
IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Halo, Sobat Hijau!

Apakah pernah kamu membayangkan seperti apa bumi ini di 20 tahun ke depan? Apakah masih ada pohon rindang, udara segar, dan tanah yang subur? Atau justru kita hidup di tengah polusi dan tumpukan sampah? Semua itu bergantung pada apa yang kita lakukan hari ini.

Sebagai Gen Z masa depan bangsa, kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Karena itu, kami berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi. Aku mulai membudidayakan maggot sebagai pengurai sampah organik. Kamu tekun membuat pupuk kompos dari sisa makanan. Kita menanam sayuran secara hidroponik, dan mendirikan bank sampah sebagai bentuk kepedulian Bersama terhadap lingkungan.

Kami adalah Tim Satelit 49 (Sahabat Teladan Inovatif Terdepan) dari SMKN 49 Jakarta, yang bergerak bersama demi Bumi yang lebih hijau.

  • Guru Pendamping: Bapak Ade Wibowo, S.Kom.

  • Ketua: Gicika Aura Lunagari

  • Anggota:

    1. Amelia Rosa

    2. Sherly Anisa Putri

    3. Yulia Nengsih

Mari kita jaga Bumi ini, bukan karena kita harus, tapi karena kita peduli. Bersama, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan lebih baik! Dari kita untuk kita di masa depan yang lebih baik lagi!

Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Isu lingkungan hidup telah menjadi perhatian utama di berbagai belahan dunia. Perubahan iklim, polusi udara, penumpukan sampah plastik, serta berkurangnya ruang hijau adalah bukti nyata bahwa bumi semakin membutuhkan perhatian kita. Dalam kondisi ini, tidak cukup hanya mengandalkan satu individu atau kelompok untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dibutuhkan kesadaran kolektif bahwa “aku, kamu, dan kita” memiliki peran yang sama penting dalam menciptakan dunia yang lebih hijau.

Kesadaran individu adalah langkah awal. Setiap orang memiliki tanggung jawab untuk melakukan hal kecil yang berdampak besar, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menanam pohon, atau menghemat energi. Namun, upaya pribadi saja tidak cukup. Jika kesadaran itu hanya berhenti pada “aku”, maka dampaknya akan terbatas. Di sinilah pentingnya peran “kamu” – orang lain di sekitar kita – agar bersama-sama saling mengingatkan, memberi contoh, dan menularkan kebiasaan baik.

Lebih jauh, ketika kesadaran ini berkembang menjadi gerakan bersama, lahirlah kekuatan “kita”. Persatuan dalam aksi nyata, baik di lingkungan keluarga, sekolah, komunitas, hingga tingkat global, akan menciptakan dampak yang jauh lebih luas. Dunia yang hijau bukanlah cita-cita individu semata, melainkan impian bersama untuk diwariskan kepada generasi mendatang.

Hal ini pula yang diwujudkan oleh SMKN 49 Jakarta. Sekolah kami telah berkomitmen menjaga lingkungan melalui langkah-langkah sederhana yang konsisten: membudidayakan maggot sebagai pengurai sampah organik, mengolah sisa makanan menjadi pupuk kompos, menanam sayuran secara hidroponik, serta mendirikan bank sampah sebagai bentuk kepedulian bersama. Empat langkah kecil ini membuktikan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari hal besar; justru dari tindakan sederhana di lingkungan sekolah, kita bisa menciptakan dampak nyata.

Melalui semangat “Aku, Kamu, dan Kita Bersatu Demi Dunia yang Lebih Hijau”, kami ingin menunjukkan bahwa menjaga bumi adalah tanggung jawab bersama. Dari langkah kecil lahirlah perubahan besar. Dari “aku” yang sadar, “kamu” yang peduli, dan “kita” yang bersatu, tercipta harapan baru untuk bumi yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi sekarang maupun yang akan datang.

Esai: Kesimpulan

IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Menjaga bumi bukanlah tugas yang hanya dipikul oleh segelintir orang, melainkan tanggung jawab kita bersama. Perubahan besar lahir dari langkah kecil yang dilakukan secara konsisten, baik oleh individu maupun komunitas. Melalui program peduli lingkungan yang sudah dijalankan di SMKN 49 Jakarta yaitu budidaya maggot, pembuatan kompos, hidroponik, dan bank sampah yang membuktikan kita bahwa aksi sederhana dapat membawa dampak nyata.

Dengan semangat “Aku, Kamu, dan Kita Bersatu Demi Dunia yang Lebih Hijau”, mari kita terus melangkah bersama, menumbuhkan kesadaran, dan menjaga bumi agar tetap hijau, sehat, dan layak diwariskan kepada generasi mendatang.

Infografik

IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Grow & Glow merupakan gerakan penghijauan di SMKN 49 JAKARTA yang mengubah sampah dilingkungan sekolah menjadi berkah dan hijau menjadi harapan. Melalui budidaya maggot, pembuatan pupuk kompos, menanam tanaman hidroponik, hingga penerapan bank sampah, kita harap dapat membuat sekolah jadi lebih sehat, nyaman, dan ramah lingkungan.

Yuk! Kita mulai dari langkah kecil, seperti mengelola sampah, membuat aksi penghijauan, dan membiasakan diri bertindak ramah lingkungan. Bersama, kita bisa menciptakan perubahan besar untuk bumi tercinta!

Rubrik Diskusi—Infografik Pertamina

IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Pertamina Sparks Green adalah upaya nyata dari Pertamina dalam memberikan solusi energi bersih dan berkelanjutan melalui pengembangan Biofuel dan Kendaraan Listrik (EV). Program ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, mendukung pemanfaatan energi terbarukan, serta mewujudkan target menuju Net Zero Emission 2060.

Mari bersama-sama kita dukung langkah ini dengan menggunakan energi secara bijak, beralih pada transportasi ramah lingkungan, dan menumbuhkan gaya hidup hijau. Partisipasi kita hari ini akan menentukan masa depan bumi yang lebih sehat, hijau, dan berkelanjutan!

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Semua berawal dari kumpul bareng teman-teman Tim Satelit 49 untuk merumuskan ide mading. Dari hasil diskusi, kami sepakat memilih fokus pada maggot, pupuk kompos, hidroponik, dan bank sampah. Rasanya seru karena dari awal sudah punya arah yang jelas.

Saat studi lapangan, kami berkesempatan melihat langsung bagaimana budidaya maggot di sekolah mampu mengurai sampah organik. Dari situ kami jadi sadar bahwa maggot bukan hal yang menjijikkan, tapi justru solusi nyata untuk masalah sampah organik.

Pengalaman berlanjut ketika kami mengamati hasil penguraian sampah yang diolah menjadi pupuk kompos. Ternyata, sesuatu yang dianggap tidak berguna bisa berubah jadi pupuk berkualitas yang menyuburkan tanaman di sekolah.

Foto Bercerita

IDN Times Xplore/SATELIT_SMKN 49 JAKARTA

Kami juga berkesempatan melihat langsung bagaimana sistem hidroponik bekerja. Dari situ kami belajar bahwa pertanian modern bisa dilakukan dengan cara yang praktis dan ramah lingkungan, bahkan di sekolah.

Selain itu, kami juga belajar mengenai bank sampah. Di sini kami membiasakan diri memilah plastik sebelum disetorkan. Ternyata, kebiasaan sederhana ini bukan hanya membantu mengurangi sampah anorganik, tapi juga memberi nilai ekonomi dari barang yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

Semua pengalaman ini kemudian kami rangkai dalam proses perancangan mading. Dari brainstorming, observasi maggot, pengolahan kompos, hidroponik, hingga bank sampah, semuanya kami dokumentasikan dengan baik. Hasilnya adalah sebuah mading yang informatif, edukatif, dan menarik, yang kami harap bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk peduli pada pengelolaan sampah dan kelestarian lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team