Semakin pesatnya globalisasi, semakin besar pula masalah lingkungan yang muncul tak terkendali per tahunnya. Kerusakan yang meliputi udara, air, dan tanah ini telah menjadi momok seluruh dunia, tidak terkecuali bagi Indonesia. Berdasarkan tirto.id Indonesia berada pada peringkat ke-5 penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, dan berdasarkan kompas.com Indonesia menepatkan peringkat ke-15 sebagai negara yang paling berpolusi di dunia. Sebagai generasi terdepan yang lahir dan tumbuh di negara ini, melihat angka-angka tersebut sudah membuat kita terheran-heran, “Betapa rusaknya negara yang di juluk-juluki sebagai paru-paru dunia ini.” Indonesia yang dulu dijuluki sebagai paru paru dunia karena alam dan lingkungannya yang terjaga sekarang mulai rusak dipenuhi oleh sampah-sampah yang menggunung.
Menurut SIPSN, sampah yang telah tertimbun di Indonesia di seluruh 322 kabupaten/ kota telah mencapai 35,195,170.24 ton per tahunnya. Tingkat sampah yang begitu memuncak untuk negara yang begitu indah, hanya karena oknum-oknum yang kurang berpendidikan dan kurang peduli. Angka yang begitu besar ini sungguh sangat mencemaskan. Apa yang akan terjadi jika angka ini akan terus meningkat per tahunnya? Mungkin 10 tahun kedepan negara ini telah menjadi lautan sampah, tak pantas lagi untuk di tinggali. Oleh sebab itu kita sebagai generasi muda negara ini harus dapat memulai langkah awal untuk mencegah hal tersebut agar tidak terjadi. Namun, dimana lagi tempat yang paling tepat untuk memulai langkah awal sebagai generasi muda Indonesia jika bukan dari lingkungan sekitar kita sendiri? Salah satu contohnya adalah sekolah, tempat dimana kita dapat bertukar pikiran dan berkolaborasi untuk menaklukkan suatu masalah.
Perlu diketahui, bahwa satu kantong hitam untuk menampung sampah di sekolah dapat mencapai 4 ton, bayangkan 5 kantong sampah hitam per harinya, sehari saja sekolah dapat mengumpulkan 20 ton sampah. Dalam setahun sampah tersebut dapat mencapai 7,300 ton jika tidak diolah dengan baik. Jika setiap sekolah menghasilkan rata-rata 7,300 ton sampah per tahunnya, maka artinya sekolah-sekolah di seluruh penjuru Indonesia juga berkontribusi secara besar dengan penimbunan sampah yang ada saat ini. Lalu, bagaimana caranya kita sebagai generasi muda dapat membantu mengurangi sampah sampah yang ada, terutama di lingkungan sekolah? Hal seperti itulah yang seringkali ditanyakan, padahal banyak sekali hal yang dapat kita lakukan untuk membantu negeri kita.
Berikut ini beberapa tindakan kecil yang membawa impact besar jika dapat dilakukan oleh semua warga sekolah:
Buanglah sampah pada tempatnya!
Hal ini telah diajarkan sejak kita masih SD, bahkan TK. Namun, sayangnya hal ini seringkali dipandang sebelah mata dan disepelekan karena terlalu malas untuk mencari tempat sampah atau karena alasan-alasan sepele lainnya. Oleh karena itu, marilah generasi muda, janganlah kita bermalas-malasan dan mulai rajin untuk membuang sampah pada tempatnya.
Lakukan 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)!
Mulailah melakukan 3R mulai dari sekarang! Daripada menggunakan kantong plastik atau gelas plastik untuk membeli minuman di kantin, kita dapat menggantinya dengan cara membawa botol kita sendiri untuk mengurangi adanya limbah plastik. Selain itu, kita juga dapat mendaur ulang barang-barang bekas yang ada di lingkungan sekolah! Contohnya mendaur ulang kaleng bekas menjadi pot bunga yang dapat kita gunakan sebagai hiasan kelas.
Hijaukan bumi; lestarikan tanaman!
Ayo mulai lestarikan tanaman-tanaman di sekolah! Bukan hanya sekedar tanaman hias, namun tanaman-tanaman di sekeliling sekolahmu juga dapat menjadi cara untuk mengurangi CO2 yang mempolusi udara. Tidak perlu memberi ulang pupuk atau menggali tanah untuk menanam, kita juga dapat membantu lingkungan dengan cara menyiramkan air secara bergilir agar tanaman di sekeliling sekolah dapat tumbuh dengan subur.
Hemat air dan listrik!
Matikanlah lampu dan air jika tidak digunakan. Dengan cara menghemat air dan listrik kita dapat berkontribusi untuk mengurangi adanya pencemaran lingkungan yang dapat terjadi akibat penggunaan air berlebih dan pemanasan global yang dapat terjadi karena penggunaan listrik yang berlebih.
Kurangi penggunaan transportasi kurang ramah lingkungan!
Kurangilah penggunaan transportasi yang tidak dibutuhkan! Jika rumah dekat dengan sekolah, dianjurkan untuk berangkat sekolah dengan berjalan kaki atau naik sepeda. Bukan hanya tubuh kita yang menjadi lebih fit namun juga lingkungan di sekitar yang akan menjadi lebih ramah lingkungan karena adanya pengurangan emisi yang berasal dari gas yang dihasilkan kendaraan seperti motor atau mobil.
Mengedukasi Go green kepada generasi generasi selanjutnya!
Terakhir, kita dapat mengedukasi teman-teman kita tentang pentingnya menjaga lingkungan sekitar kita! Kita dapat melakukan pengedukasian dengan cara berkampanye ke kelas-kelas yang ada di sekolah kita atau, membuka ruang diskusi untuk bertukar pikiran dan berkolaborasi untuk melakukan aktivitas yang dapat menguntungkan lingkungan dan kenyamanan bersama.