IDN Times Xplore/RECIS MAGIC_SMA Regina Pacis Jakarta
Kita hidup di masa ketika perubahan iklim bukan lagi sekadar berita di layar televisi, melainkan sesuatu yang nyata kita rasakan sehari-hari. Cuaca yang semakin tidak menentu, hujan deras yang datang tiba-tiba, suhu udara yang makin panas, hingga banjir dan kekeringan yang kerap terjadi, semua itu adalah tanda-tanda bumi sedang berjuang. Menurut Susandi, dkk (2008) Pemanasan global menyebabkan perubahan iklim dunia yang memicu ketidakstabilan atmosfer, terutama pada lapisan bawah dekat permukaan bumi. Kondisi ini terjadi karena meningkatnya kadar gas rumah kaca yang menjebak panas di atmosfer. Dalam KOMPAS.com - 19 Agustus 2025, 16:15 WIB, mengatakan bahwa cuaca ekstrem yang terjadi dapat berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Dari kondisi yang terjadi, bisa saja menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, misalnya banjir, tanah longsor, hingga berdampak pula pada transportasi darat, laut, bahkan udara.
Akan tetapi, di balik tantangan besar ini, ada secercah harapan. Indonesia memiliki jumlah generasi muda yang sangat besar, dan di tangan merekalah masa depan bumi ditentukan. Melalui edukasi, anak muda bisa menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui teknologi, mereka dapat melahirkan inovasi yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Karena itu, “Ilmu dan Teknologi, Janji Muda untuk Bumi” bukan hanya sebuah slogan, tetapi sebuah ajakan nyata bagi kita semua untuk beraksi sebelum terlambat.
Edukasi sangat diperlukan dalam membangun kesadaran generasi muda dalam lingkungan. Dengan memberikan edukasi sejak dini anak-anak dan remaja dapat belajar bagaimana cara menjaga bumi. Salah satu contoh yang bisa dilakukan adalah saat pelajaran sekolah, ekstrakurikuler, atau kampanye di media sosial. Namun edukasi lingkungan tidak hanya sebatas teori kita harus mempraktekkan edukasi lingkungan di kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghemat energi, serta membiasakan diri untuk menggunakan transportasi ramah lingkungan saat bepergian jarak dekat. Semakin banyak anak muda yang terlibat, semakin banyak pula dampak positif bagi dunia serta masyarakat. Hal kecil yang sebetulnya nampak dan mudah dilakukan salah satunya menghemat energi, seperti ketika akan bepergian, kita perlu dan ingat untuk selalu mematikan lampu. Hal ini mudah, namun seringkali kita masih lalai.
Selain edukasi, teknologi juga berperan penting untuk menjawab perubahan iklim yang ada saat ini. Generasi muda yang akrab dengan dunia digital memiliki kelebihan dalam menciptakan inovasi yang berperan pada menjaga kelestarian lingkungan. Contoh nyata peran teknologi yang berperan menjawab perubahan iklim untuk memperkuat kesadaran dan aksi lingkungan saat ini adalah aplikasi pemantau kualitas udara, platform pengelolaan sampah, hingga media kampanye digital. Bahkan Teknologi terbarukan seperti panel surya, turbin angin, atau biogas yang bisa dikembangakan menjadi lebih luas oleh generasi muda sebagai alternatif untuk energi fosil yang merusak bumi.