Mengenal Ragam Kebaya Betawi dan Busana Betawi Pria

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan budaya. Setiap daerah memiliki karakteristik khas masing-masing, mulai dari kesenian daerah, adat, hingga busana. Sayangnya pandemik membuat industrasi kreatif tanah air mulai terpuruk. Hal ini disampaikan Nur Asia Uno melalui Webinar Himpunan Ratna Busana (HRB): Bhakti Budaya Busana Nusantara yang digelar Rabu (13/10/2021).
Melalui acara ini, diharapkan pelaku industri kreatif yang erat dengan kebudayaan mulai bangkit lagi. Para anak muda turut diajak untuk lebih mengenal kebudayaan Indonesia, salah satunya pakaian tradisional Betawi, nih. Yuk, simak ragam kebaya dan busana pria khas Betawi!
1. Kebaya pendek
Putri R. Donna Bisrie sebagai pelaku usaha yang lama berkecimpung dalam industri busana tradisional khas Betawi ini, menyatakan bahwa Indonesia itu kaya dan serat nilai budaya. Keberagaman budaya Indonesia menuai kekaguman dari negara lain.
Suku Betawi identik dengan aneka ragam kebaya. Pertama, ada kebaya pendek yang digunakan oleh perempuan dewasa muda dan setengah baya.
Seperti namanya, kebaya ini hanya sebatas pinggul. Modelnya mirip dengan kebaya kartini yang memiliki lipatan di sepanjang dada. Bawahannya adalah kain sarung batik bermotif buket, pucuk rebung, atau pagi sore.
2. Kebaya panjang
Kebalikan dari kebaya pendek, kebaya ini merupakan kebaya yang cocok dipakai untuk hijabers. Kebaya yang digunakan perempuan dewasa ini memiliki panjang kurang lebih 10 cm di atas lutut. Panjang lengannya sampai pergelangan tangan.
Bedanya, kebaya ini memiliki pemanis berupa tambahan bordiran dari leher sampai ujung kebaya. Kesannya lebih santun karena panjang melebihi pinggul. Padu padannya serupa, bisa dipadukan dengan sarung motif buket, pucuk rebung, atau kain panjang batik 3 negeri.
3. Kebaya haji dan kebaya enyak
Pernah mendengar kebaya haji dan kebaya enyak? Kedua kebaya ini dikenakan oleh perempuan dewasa. Khusus kebaya haji, biasanya digunakan oleh hajjah dan perempuan usia lanjut.
Kebaya haji memiliki panjang kurang lebih 25 cm di atas mata kaki dengan tipe kebaya longgar atau tidak body fit. Lehernya tertutup dengan kerah belahan depan, ada kantong, serta memakai penutup kepala atau kerudung.
Putri mengatakan, "Kebaya keempat adalah kebaya enyak. Kebaya ini dikenakan oleh perempuan yang sudah menikah. Maka kebaya ini dinamakan kebaya enyak yang berarti ibu."
Panjang kebaya enyak kurang lebih 20 cm di atas mata kaki dengan panjang lengan hingga pergelangan tangan. Di bagian tengah kebaya terdapat ker dengan lipatan kebaya kurang lebih 4 cm.
4. Kebaya None
"Kebaya ini khusus digunakan untuk remaja perempuan dan dewasa sebagai busana resmi None Jakarta. Jika peserta None Jakarta mengenakan yang tidak sesuai dengan persyaratan, maka ketidaklengkapan tersebut dapat mengurangi nilai," jelas Putri R. Donna Basrie.
Mendengar kata None Jakarta, pasti kamu familiar dengan tampilan kebayanya yang berkerudung. Menurut Putri, khusus kebaya None ini berbahan sifon polos dengan corak atau warna yang cerah.
Jika sebagian besar orang memilih tampilan matching, justru pilihan kerudung ini harus kontras dengan warna kebaya None. Bawahannya memakai kain sarung pucuk rebung yang diikat menggunakan ban pending di balik kebaya.
Untuk aksesorisnya, tatanan rambut dibuat sanggul cepol dengan hiasan melati. Putri melanjutkan, "Aksesorinya memakai kalung tebar, peniti tiga susun, anting goyang, dan gelang listring."
5. Kebaya krancang
"Kebaya Krancang merupakan salah satu ikon kebudayaan Betawi. Perpaduan Tionghoa, Arab, Belanda, dan Portugis. Kebaya ini memiliki filosofi yaitu sebagai lambang keindahan, kecantikan, kedewasaan, keceriaan, dan pergaulan yang mengikuti kearifan, aturan, atau tuntutan leluhur," tutur Putri.
Kebaya ini identik dengan bordir. Di ujung kebaya terdapat bordiran yang runcingnya 10-25 cm dari dasar kebaya. Ujung runcing disebut sondai.
Selebihnya bordiran ini bisa terdapat di depan sepanjang dada, tangan bagian bawah, dan atas. Warnanya bisa senada dengan kebaya atau warna-warni tergantung selera pemakai.
6. Kebaya tanpa krancang
Sebenarnya Krancang memilih beberapa bahan dasar dan jenis. Bahannya bisa voile, rubia, paris, sutra, sifon, brokat, tille, dan serat nanas. Putri menambahkan jenis Krancang,
"Jenis krancang beragam dari krancang sarang tawon, patah tulang, centil, bintang, sarang laba-laba kembang tumpuk, dan belah rotan. Tentunya pemilihan bahan dan kerancang ini tergantung kebutuhan, kesempatan, dan selera."
Namun, ternyata ada pula kebaya tanpa Krancang. Kebaya ini bisa digunakan perempuan segala usia. Bahannya sama dengan kebaya Krancang. Hanya saja, kebaya ini diaplikasikan dengan organdi.
7. Kebaya encim
Nah, kalau kebaya ini sudah populer digunakan dalam berbagai kesempatan. Bahkan, kebaya encim sering dipadukan dengan outfit lain yang lebih kasual.
"Kebaya encim adalah kebaya dengan khas bordir, tentunya ini pakaian lintas generasi. Perpaduan antara dua budaya, yaitu Tionghoa dan Betawi. Selain Indonesia, kebaya encim ini sudah terkenal di beberapa negara seperti Singapura dan Malaysia. Kebaya ini digunakan oleh perempuan segala umur. Dibandingkan kebaya lainnya, panjang kebayanya di atas pinggul," ungkap Putri.
8. Kamisol Betawi
Jarang yang tahu bahwa kebaya Betawi memiliki pasangan, yaitu kamisol atau kutang. Ada beberapa kebaya yang kainnya tipis atau terawang seperti kebaya Krancang, oleh sebab itu kamu perlu memakai kamisol.
Ada beragam jenis kamisol Betawi. Ada yang memiliki belahan depan dan kancing sekitar 5 buah. Ada juga tipe kamisol yang memakai bordir depan dan belakang.
9. Busana Betawi Pria
Terakhir, ada tiga macam busana Betawi pria. Gambar yang paling kiri merupakan baju Abang None, simbol kebudayaan Jakarta. Untuk pria memakai jas, hiasan kuku macam, pisau raut, batik lokcan di pinggang, dan sepati pantofel.
Kedua, baju Sadariah atau dikenal dengan baju koko yang dikenakan pria dewasa. Sekilas mirip dengan baju koko pada umumnya, tetapi padu padan bawahannya adalah celana batik bernuansa gelap. Tak lupa memakai selendang atau sarung yang dilipat dan diselempangkan di leher.
Kopiahnya berbahan beludru warna merah dan hitam. Sementara sandalnya disebut sandal trompa yang terbuat dari kulit atau kayu.
Terakhir, ada baju ujung serong atau baju demang. Menurut Putri, baju ini khusus dipakai ke acara resmi seperti pernikahan atau acara kenegaraan. Baju demang terdiri dari jas polos atau jas bordir di area dada, peci, celana panjang hitam, dan kain ujung menyerong yang panjangnya tidak sampai lutut.
Demikian informasi seputar kebaya dan busana Betawi pria. Yuk, bersama-sama saling menjaga dan melestarikan budaya dengan cara memakai barang lokal atau busana-busana tradisional seperti ini.