Ilustrasi Sinterklas dan Santa Klaus (unsplash.com/Tim Mossholder)
Mengutip laman CNN, banyak orang mengenal puisi berjudul "The Night Before Christmas" karya Clement Clarke Moore yang ditulis di New York pada tahun 1822. Puisi tersebut diyakini menggambarkan moda transportasi Santa, yakni kereta luncur yang digerakkan oleh rusa Kutub.
Namun, rusa Santa ini memiliki cerita dan sejarahnya sendiri, yang terkait dengan budaya asli tertua di Eropa Utara. Selama ribuan tahun di Kutub Utara yang bersalju, rusa Kutub telah menjadi simbol dan cara hidup suku Sami, suku asli tertua yang masih hidup di Eropa Utara.
Meskipun rusa Kutub merupakan bagian penting dari budaya tradisional suku Sami, penggambaran Sinterklas yang terbang bersama kawanan rusanya tidak ada dalam sejarah atau tradisi Sami. Kedua ide muncul dalam budaya populer melalui seorang pengusaha di Alaska bernama Carl Lomen.
Ia adalah seorang pemasar yang pandai sekaligus pebisnis dan menjual daging rusa. Pada tahun 1926, bersama dengan department store Macy's, Lomen merancang sebuah parade promosi Natal yang dipimpin oleh Santa, rusa kutub, kereta luncur, dan beberapa penggembala Sami dengan pakaian tradisional mereka.
Pada akhirnya, parade serupa diadakan di kota-kota di seluruh negeri, dan sebuah meme pun lahir. Lomen dikatakan telah mempercepat upaya pemasarannya dengan memasukkan surat untuk anak-anak di surat kabar lokal, penggambaran anak-anak fiktif yang meminta Sinterklas, dan rusa Kutubnya mengunjungi kota mereka.
Pada tahun 1920-an, perusahaan Lomen keluar dari bisnis rusa. Kemudian Rudolph, rusa Kutub yang paling terkenal, tidak didasarkan pada mitologi atau literatur yang berasal dari budaya asli. Tetapi diciptakan sebagai karakter dalam buku mewarnai yang didistribusikan pada tahun 1939 oleh toserba Montgomery Ward yang sekarang sudah tidak ada lagi.