Webinar Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS) 'Etika di Internet'. Jumat (2/07/2021). IDN Times/Fajar Laksmita
Pendiri Drone Emprit and Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi, Ph.D, menekankan untuk membuat kurikulum kewarganegaraan tetap terkait etika di internet. Menurutnya, masalah besar kita adalah low digital literacy mulai dari anak-anak hingga orangtua.
Ia memaparkan perihal negara Eropa seperti Finlandia, Denmark, Jerman, dan Swedia yang sudah memiliki literasi bagus dan menjadi warga negara digital. Menurut Fahmi, itu terbentuk dari pendidikan semesta, yang mana sudah diajarkan mulai dari Playgroup, Kindergarten, SD, SMP, dan SMA.
Di Amerika sendiri, kurikulum sudah diadaptasi dan digunakan oleh 1 juta guru. Sejumlah 60 persen sekolah di Amerika sudah menerapkan itu dari mulai Kindergarten hingga jenjang selanjutnya.
"Seminar digital itu bagus, literasi oke, tapi saya belum melihat itu sampai di core-nya anak TK, SD, SMP, SMA dan stagnan aja di acara itu. Jadi kita perlu solusi yang real. Waktu itu saya diskusi, sebenarnya kurikulum sudah ada, terkait dengan IT. Itu tinggal dimasukkan di sana, gak perlu nambahin lagi," terangnya.