Ilustrasi membaca kitab suci (unsplash.com/chris_jolly)
Bagi umat Islam, ada empat kitab suci yang wajib diimani keberadaannya, antara lain:
- Kitab Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa as.
- Kitab Zabur yang diwahyukan keapda Nabi Daud as.
- Kitab Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa as.
- Kitab Al-Qur'an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain menurunkan kitab suci, Allah juga menurunkan wahyu yang dicatat dalam lembaran suhuf, sesuai arti dari ayat Al-Qur'an berikut:
"Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) suhuf-suhuf (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa" (Al A'la:18-19).
Dalam surat lain, Allah SWT memperjelas bahwa kitab yang diterima oleh Nabi Musa dan Ibrahim lebih tepat disebut sebagai suhuf.
"Ataukah belum diberitakan kepadanya apa yang ada dalam lembaran-lembaran Musa? Dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS. al-Najm:36-37).
Menurut Dosen UIN Syarif Hidayatullah, Syamsul Yakin mengatakan bahwa penyebutan lembaran itu lebih merujuk pada hakikat suhuf dibandingkan kitab. Ia juga menulis bahwa kitab yang lebih tepat disebut suhuf adalah yang diterima oleh Nabi Adam, Nabi Siyts, Nabi Idris, dan Nabi Ibrahim.
Selaras dengan hal tersebut, Syaikh Nawawi al-Bantani dalam buku bertajuk Akidah Islam ala Santri Sejati mengutip hadis yang menerangkan jumlah suhuf atau sahifah ini. Ubay bin Ka'ab meriwayatkan bahwa Ia bertanya kepada Rasulullah berapa kitab suci yang diturunkan Allah.
Nabi menjawab, "Seratus empat kitab; di antaranya 10 sahifah (suhuf) kepada Adam, 50 sahifah kepada Syits, 30 sahifah kepada Nabi Idris, 10 sahifah keapda Ibrahim, lalu Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Qur'an."