Presiden ke-2 RI Soeharto. (Dok. Arsip Nasional RI)
Hingga saat ini masih belum diketahui siapa dalang di balik operasi ini, maka dari itu dinamakan Penembakan Misterius. Namun, menguar desas-desus pelaku di balik peristiwa ini tak lain adalah Presiden Soeharto. Hal itu lantaran ucapan Soeharto dalam buku Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1980) yang mengungkapkan bahwa petrus bertujuan memberikan efek jera pada seorang kriminal.
"Ya, harus dengan kekerasan, tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! Begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan, ya, mau tidak mau harus ditembak," ujar presiden kedua Indonesia itu.
Berseberangan dengan rumor yang muncul, Komnas HAM malah berpikir ada sosok lain yang mencetuskan operasi ini, yaitu Benny Moerdani, seorang perwira TNI yang terjun di dunia intelijen. Komnas HAM menganggap ia menjadi dalang dalam kasus ini karena pemerintah menyanggah keterlibatan mereka dalam operasi penembakan misterius.
Pada tahun Mei 1983, Benny Moerdani mengungkapkan pada publik bahwa penembakan gelap terjadi karena perkelahian antargeng. Benny jadi sosok pertama yang berkomentar soal petrus, sehingga memperkuat dugaan Komnas HAM bahwa ia turut andil dalam kasus HAM berat ini. Sayangnya, Komnas HAM gagal memeriksa Benny karena sedang sakit dan akhirnya meninggal dunia pada 29 Agustus 2004.
Begitulah sejarah petrus alias penembakan misterius pada zaman pemerintahan Presiden Soeharto. Semoga saja kebenaran terhadap kasus ini cepat terungkap, ya.