Potret Masjid Islamic Center Jakarta di malam hari. (instagram.com/islamicjic)
Setelah dilakukannya pembebasan lahan Kramat Tunggak, bermunculan ide yang akan dilakukan terhadap lokasi tersebut. Sebagai contoh, ada yang mengusulkan supaya dibangun pusat perbelanjaan hingga area perkantoran. Namun, Gubernur Sutiyoso ingin agar kawasan tersebut diisi dengan sebuah pusat pengkajian dan pengembangan Islam yang nantinya dikenal sebagai JIC.
Menurut laman Jakarta Islamic Center, ide untuk membangun JIC tersebut mendapat respon positif dari Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Prof. Azzumardi Azra. Konsultasi dengan masyarakat, praktisi, dan ulama pun dilakukan. Selain itu, pada Agustus 2002, komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris, dan Prancis juga dikerahkan guna memperkuat ide dan gagasan pembangunan JIC.
Selanjutnya, Masjid Islamic Center Jakarta dirancang oleh Ir. Muhammad Numan. Di atas lahan dengan luas 109.435 meter persegi, berdiri masjid sekaligus pusat pengembangan Islam di Jakarta seluas 2.200 meter persegi yang mampu menampung hingga 20.680 jemaah. Barulah pada 4 Maret 2003, JIC diresmikan oleh Gubernur Sutiyoso.
Namun, JIC bukanlah hanya berfungsi sebagai masjid ataupun simbol perubahan hitam menjadi putih di kawasan Kramat Tunggak. Lebih dari itu, berdasarkan laman Jakarta Islamic Center, diharapkan Masjid Islamic Center Jakarta mampu menjadi salah satu simpul pusat peradaban Islam di Indonesia dan Asia Tenggara sekaligus menjadi simbol kebangkitan Islam di Asia dan dunia.
Itulah tadi informasi mengenai sejarah Masjid Islamic Center Jakarta. Semoga menambah pengetahuan umummu, ya!