ilustrasi foto Sukarno berbincang dengan Sudirman dan TB Simatupang (commons.wikimedia.org/unknown)
T.B. Simatupang memulai karier militernya di KMA Bandung pada 1940 dan lulus sebagai perwira muda pada 1942. Setelah Jepang merebut Hindia Belanda, ia ditempatkan sebagai Calon Perwira di Resimen Pertama, Jakarta. Usai proklamasi 1945, Simatupang bergabung dengan TKR dan ikut gerilya melawan Belanda.
Pada 1948, ia diangkat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WAKASAP) dan ikut dalam Konferensi Meja Bundar, memperjuangkan TNI sebagai inti militer Indonesia. Setelah Jenderal Soedirman wafat, Simatupang menjadi Kepala Staf Angkatan Perang RI (KSAP) pada 1950.
Ia berperan penting dalam Peristiwa 17 Oktober 1952 dengan menolak intervensi politik di militer. Penolakannya atas permintaan Sukarno untuk mengganti Kolonel Nasution membuat Sukarno marah, dan konflik ini mengakhiri kariernya sebagai KSAP. Pada 1953, jabatan KSAP dihapus, dan Simatupang menjadi Penasihat Militer hingga pensiun pada 1959.
Jadi, tokoh di balik koin Rp500 adalah Letnan Jenderal T.B. Simatupang, seorang pahlawan nasional yang tak hanya berjasa dalam dunia militer, tetapi juga berkontribusi besar dalam bidang keagamaan dan pendidikan. Keberanian dan dedikasinya terhadap bangsa menjadikan sosoknya dikenang melalui koin ini, sebagai penghormatan atas pengabdian dan perjuangannya demi kemajuan Indonesia.